Nigeria Hitung Suara dalam Pemilihan Presiden Baru

NIGERIA menghitung surat suara pada hari Minggu (26/2), sehari setelah pemilihan yang sangat ketat di antara tiga kandidat terdepan yang bersaing dalam perebutan kursi kepresidenan di negara dengan populasi terpadat di Afrika ini.

Hampir 90 juta pemilih memenuhi syarat untuk mengikuti pemilu hari Sabtu yang sebagian besar berlangsung damai. Meskipun beberapa kekerasan, penundaan, dan kendala teknis memaksa banyak orang untuk menunggu hingga malam tiba untuk memberikan suara.

Baca juga: Inggris dan Uni Eropa Perlahan Menuju Kesepakatan Irlandia Utara

Setelah dua periode kepemimpinan Presiden Muhammadu Buhari, banyak warga Nigeria berharap pemimpin baru dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam mengatasi ketidakamanan, pengangguran dan kemiskinan yang melanda negara mereka.

Pemilihan ini mempertemukan mantan gubernur Lagos dan kandidat APC, Bola Tinubu, 70, dengan saingan lamanya, mantan wakil presiden dan kandidat PDP, Atiku Abubakar, yang pada usia 76, sedang dalam upaya keenamnya untuk menduduki jabatan tertinggi di negara ini.

Namun untuk pertama kalinya sejak berakhirnya kekuasaan militer pada tahun 1999, seorang kandidat partai ketiga, Peter Obi dari Partai Buruh, telah menantang dominasi APC dan PDP dengan pesan kampanye tentang perubahan.

Kerumunan orang menunggu di luar TPS di Lagos dan kota-kota lain pada hari Sabtu ketika para petugas pemilu menghitung hasil pertama dengan tangan dan membacakan hasil penghitungan sebelum mengirimkannya ke basis data pusat.

"Kami baru saja selesai menghitung, tetapi kami harus memastikan mereka mengunggah hasilnya," kata Chizoba Onuoha, seorang manajer TI, yang menyaksikan penghitungan di TPS-nya di Lagos.

Persaingan tiga arah yang kompetitif membuat beberapa analis memperkirakan akan terjadi putaran kedua yang belum pernah terjadi sebelumnya antara dua kandidat terdepan jika tidak ada kandidat yang memenuhi persyaratan pemilihan.

Namun bagi sebagian pemilih, malam hari berarti lebih banyak menunggu, setelah petugas pemilu terlambat memulai dan masalah teknis dengan teknologi kartu identitas pemilih menyebabkan penundaan besar di beberapa pusat pemungutan suara di Lagos dan kota-kota lain.

Di barat laut Kota Kano, di salah satu daerah pemilihan, materi pemungutan suara baru tiba lima jam setelah waktu pembukaan resmi, menurut koresponden AFP.

"Pemungutan suara masih berlangsung jauh melampaui jam yang telah ditentukan," kata seorang pemilih Kabiru Sani, 37 tahun. 

"Kami mulai terlambat, dan kami tidak akan membiarkan diri kami dicabut hak pilihnya," ujarnya.

Di sebuah negara di mana pemungutan suara sering dirusak oleh serangan, bentrokan kekerasan antara pendukung yang bersaing, dan ketegangan etnis, pemilihan hari Sabtu sebagian besar berlangsung damai.

Beberapa tempat pemungutan suara di Lagos digeledah, menurut Komisi Pemilihan Umum Nasional Independen atau INEC, mesin-mesin kartu identitas pemilih dicuri di negara bagian lain dan pemungutan suara di 141 unit pemungutan suara di Negara Bagian Bayelsa selatan akan dilakukan pada hari Minggu setelah pemungutan suara terganggu.

Ketidakamanan merupakan masalah utama dalam pemilu, dengan Nigeria yang masih berjuang melawan pemberontakan jihadis selama 14 tahun di timur laut yang telah membuat dua juta orang mengungsi, milisi bandit di barat laut, dan kelompok bersenjata separatis di tenggara. (AFP/OL-6)