Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meyakini 2023 dapat memberikan kemenangan dari Rusia. Sementara Moskow mengatakan kepada dunia untuk menerima upaya melindungi negaranya dari unipolarisme Amerika Serikat dengan menginvasi Ukraina.
Pada sebuah upacara di Lapangan St Sophia Kyiv, Zelenskyy menganugerahkan medali kehormatan kepada tentara dan ibu satu anak yang tewas. Dia menahan air mata di tengah nyanyian lagu kebangsaan Ukraina. "Kami telah menjadi satu keluarga. Ukraina telah melindungi warga Ukraina, membuka rumah dan hati mereka bagi mereka yang terpaksa melarikan diri dari perang," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.
Dia mengatakan Ukraina menahan semua ancaman, penembakan, bom curah, rudal jelajah, drone kamikaze, pemadaman listrik, dan cuaca dingin. "Dan kami akan melakukan segalanya untuk meraih kemenangan tahun ini,” kata Zelensky.
Menurut dia, perlawanan Ukraina merupakan simbol keengganan tunduk pada Moskow. Warga Ukraina membuktikan diri mereka tak terkalahkan selama setahun terakhir yang penuh rasa sakit, kesedihan, keyakinan, dan persatuan. "Kami telah berdiri tepat satu tahun. Dengan 24 Februari 2022 adalah hari terpanjang dalam hidup kami. Hari tersulit dalam sejarah modern kita. Kami bangun lebih awal dan belum tertidur sejak itu," jelasnya.
Rakyat Ukraina melihat kembali tahun yang mengubah hidup mereka dan masa depan yang mendung. Mereka menangisi tugu peringatan untuk puluhan ribu orang yang tewas. Jumlah korban yang tak terelakkan bertambah saat pertempuran berkecamuk di Ukraina timur khususnya.
“Saya dapat meringkas tahun lalu dalam tiga kata, ketakutan, cinta, harapan,” kata Direktur Sekolah di Kharkiv, Oleksandr Hranyk, kota terbesar kedua di Ukraina. (Aljazeera/OL-12)
