BAGI Brett Eagleson, acara golf yang didukung Saudi pada minggu ini di Trump National menyakitinya. Acara itu hanya beberapa mil dari tempat para pembajak pesawat yang menyebabkan kematian ayah pada peristiwa 11 Sepetember atau dikenal 9/11.
"Ini sangat tidak sopan, menyakitkan, melukai," ujar Eagleson. Ia berusia 15 tahun ketika ayahnya meninggal di reruntuhan World Trade Center pada 11 September 2001.
Pria berusia 36 tahun itu mengepalai 9/11 Justice. Ini kelompok yang menuduh Arab Saudi terlibat dalam kekejaman tersebut. Tuduhan ini telah dibantah oleh pemerintah Saudi.
Lapangan mantan presiden Donald Trump di Bedminster, New Jersey, kurang dari 50 mil (80 kilometer) dari Ground Zero, menjadi tuan rumah acara ketiga LIV Golf akhir pekan ini. Eagleson di antara lusinan kerabat korban dan penyintas serangan Al-Qaeda, yang membunuh 3.000 orang, berkumpul di dekat lapangan pada Jumat (29/7) dimulainya turnamen tiga hari itu.
Lima belas dari 19 pembajak yang terlibat dalam serangan terkoordinasi di New York dan Washington itu ialah warga negara Saudi. Memo FBI yang dirilis tahun lalu melibatkan keterlibatan resmi Saudi.
Trump sendiri mengeklaim pada 2016 ketika dia mencalonkan diri sebagai presiden bahwa Arab Saudi bertanggung jawab tanpa memberikan bukti apa pun. "(Sekarang) dia memilih untuk menjadi tuan rumah kerajaan itu di lapangannya," kata Eagleson. Ia pun merujuk 750 orang dari penduduk New Jersey--tempat berlangsung acara golf itu--yang tewas pada 9/11. "Ini sangat menyebalkan," katanya.
Baca juga: Hujan Deras Banjiri UEA, Tujuh Orang Asia Tewas
Dibiayai oleh Dana Investasi Publik Arab Saudi, LIV telah berusaha keras untuk membayar pegolf papan atas dari tur PGA dan DP World yang mapan dengan kontrak mencapai ratusan juta dolar. Kelompok Hak Asasi Manusia mengatakan usaha itu merupakan ajang olahraga yang digunakan untuk meningkatkan reputasi internasional Arab Saudi.
Penyelenggara mengungkapkan mereka hanya ingin meningkatkan popularitas golf di seluruh dunia. Trump menepis kritik dari keluarga 9/11 dalam wawancara dengan Wall Street Journal minggu lalu. (AFP/OL-14)
