Ratusan tentara cadangan Taiwan melakukan latihan pada Senin, (14/3) usai mengetahui ganasnya invasi yang dilakukan Rusia di Ukraina. Taiwan mengambil pelajaran tersebut karena berada dalam ancaman serupa dari Tiongkok dengan dalih persatuan.
Tiongkok menganggap Taiwan berada dalam wilayah kedaulatannya. Sementara Taiwan menganggap sebaliknya, sebagai negara yang berdaulat.
Sekitar 400 personel ambil bagian dalam latihan untuk meningkatkan kesiapan tempur mereka. Program ini mengutamakan strategi mempertahankan ibu kota negara Taiwan, Taipei.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen melihat secara langsung pelatihan ini. "Situasi baru-baru ini di Ukraina sekali lagi membuktikan bahwa perlindungan negara, selain solidaritas dan bantuan internasional, bergantung pada persatuan rakyat," katanya.
Mayor Jenderal Chen Chung-chi yang menjabat Direktur Komando Angkatan Darat Taiwan menekankan pentingnya pasukan cadangan selain pasukan utama. "Keamanan seluruh negara tidak hanya bergantung pada tentara," katanya kepada AFP.
Tekanan Tiongkok terus menggempur Taiwan melalui sejumlah manuver seperti pelanggaran zona pertahanan udara Taiwan.
Pada hari Senin, (14/3), Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan melaporkan sebanyak 13 pesawat tempur Tiongkok memasuki zona pertahanan udara Taiwan, jumlah serangan terbesar di bulan ini. Tekanan terbesar dialami Taiwan pada 4 Oktober ketika 56 pesawat tempur Tiongkok memasuki wilayah Taiwan. (AFP/Cah)
