Orang Kaya Selandia Baru akan Kena Pajak Lebih Tinggi

SELANDIA Baru menaikkan upah minimum menjadi US$20 per jam dan menaikkan tarif pajak tertinggi bagi warga berpenghasilan tertinggi di negara itu menjadi 39%.

Perubahan akan diluncurkan pada Kamis (1/4), bersama sedikit peningkatan pada tunjangan pengangguran dan kesehatan.

Pemerintah memperkirakan kenaikan upah minimum akan mempengaruhi hingga 175.500 pekerja, dan meningkatkan upah di seluruh perekonomian sebesar US$216 juta.

Tarif pajak teratas yang baru akan berlaku bagi siapa saja yang berpenghasilan lebih dari US$180.000 setahun, sekitar 2% dari penduduk Selandia Baru. Pemerintah memperkirakan akan menghasilkan tambahan pendapatan sebesar US$550 juta tahun ini.

Data OECD menunjukkan bahwa upah minimum Selandia Baru sebelumnya, pada 2019, sudah berada di antara lima tertinggi di dunia. Selama pandemi covid-19, banyak pekerja esensial di negara itu adalah penerima upah minimum. termasuk mereka yang bekerja di bandara dan di perbatasan, serta dianggap sebagai pertahanan garis depan melawan virus.

Pada 2020, serikat pekerja menyerukan kenaikan upah hidup, $ 22,10, bagi mereka yang berada di garis depan.

“Ini masalah besar bagi para pekerja. Sebagian dari uang, sebagian dari harga diri karena merasa dihargai oleh komunitas atas pengorbanan yang mereka lakukan," kata sekretaris nasional United Union John Crocker kepada TVNZ pada saat itu.

Berbicara tentang perubahan kebijakan tersebut, Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan bahwa mereka memenuhi janji pra-pemilihan dan mewakili perbaikan nyata yang lama tertunda untuk dukungan yang diberikan kepada yang paling rentan.

“Masih banyak yang harus dilakukan, termasuk membangun lebih banyak rumah, meningkatkan sistem kesehatan kita, berinvestasi dalam pendidikan, pelatihan, dan peluang kerja,” katanya.

Selandia Baru terus bergumul dengan tingkat kemiskinan anak yang tinggi dan biaya perumahan. Perumahan di Auckland, misalnya, termasuk yang paling tidak terjangkau di dunia, dengan harga rumah sekitar 11 kali lipat dari pendapatan rata-rata.

Kekurangan perumahan telah menghantam warga Selandia Baru yang rentan dengan sangat parah. Pada hari Selasa, Stuff melaporkan bahwa daftar tunggu untuk perumahan umum telah mencapai rekor baru, dengan lebih dari 22.800 keluarga menunggu untuk mendapatkan rumah.

Partai oposisi Nasional menentang kenaikan upah minimum dengan mengatakan, “Peningkatan tajam upah minimum selama periode ketidakpastian ekstrim untuk usaha kecil adalah vandalisme ekonomi," kata juru bicara hubungan kerja Scott Simpson.

Kementerian Bisnis, Inovasi dan Ketenagakerjaan telah menyarankan pemerintah untuk menunda kenaikan karena ketidakpastian ekonomi akibat covid-19.

Pemerintah yang dipimpin Ardern telah menaikkan upah minimum secara bertahap selama empat tahun terakhir, bertambah hingga US$4,25 per jam sejak 2017. Tahun lalu, Ardern menjadi berita utama karena mendorong pengusaha Selandia Baru mempertimbangkan untuk mengadopsi kerja empat hari seminggu dan pekerjaan fleksibel lainnya. pengaturan sebagai cara untuk membangun kembali dari covid-19.

“Saya mendengar banyak orang menyarankan kita harus memiliki empat hari kerja seminggu,” katanya saat itu.

“Pada akhirnya, hal itu benar-benar berada di antara pemberi kerja dan karyawan. Namun seperti yang telah saya katakan, ada begitu banyak yang telah kami pelajari tentang covid dan fleksibilitas orang yang bekerja dari rumah, produktivitas yang dapat didorong darinya,” tambahnya. (The Guardian/OL-8)