Ribuan Orang di Beijing Divaksinasi

RIBUAN orang mengantre di Beijing untuk menerima vaksin covid-19 ketika Tiongkok berlomba untuk menyuntik jutaan orang sebelum Tahun Baru Imlek pada Februari. Lebih dari 73 ribu orang di ibu kota Tiongkok telah menerima dosis pertama vaksin selama beberapa hari terakhir, kata media pemerintah pada Minggu (3/1), termasuk pekerja komunitas dan pengemudi bus.

Pada malam pergantian tahun, otoritas kesehatan memberikan persetujuan bersyarat kepada kandidat vaksin yang dibuat raksasa farmasi Tiongkok Sinopharm, yang menurut perusahaan tersebut memiliki tingkat kemanjuran 79%.

Terdapat antrean di luar rumah sakit lokal dan pusat kesehatan masyarakat ketika warga menunggu untuk membaca formulir persetujuan dan suhu tubuh mereka diukur sebelum mendapatkan suntikan.

Tiongkok berencana untuk memvaksinasi jutaan orang pada musim dingin ini menjelang Tahun Baru Imlek pada pertengahan Februari. Beijing telah memberikan sekitar 4,5 juta dosis vaksin darurat yang mayoritas untuk tenaga kesehatan dan pegawai negara lainnya yang akan bekerja di luar negeri.

Namun, Tiongkok sekarang merencanakan peluncuran bertahap untuk vaksin yang dimulai dengan kelompokkelompok yang dianggap memiliki risiko tinggi terpapar oleh virus, termasuk pekerja pelabuhan dan logistik serta orang-orang yang berencana untuk kembali belajar di luar negeri.

Perpanjang penguncian

Jerman mungkin akan memperpanjang penguncian wilayah atau lockdown nasional setelah 10 Januari untuk mengekang tingkat infeksi virus korona yang masih tinggi. Kanselir Angela Merkel dan para pemimpin regional diharapkan setuju untuk memperpanjang pembatasan tersebut ketika mereka bersidang pada hari ini. Belum jelas berapa lama perpanjangan itu akan berlangsung.

“Jumlahnya masih terlalu tinggi. Jadi, kami harus memperpanjang pembatasan tersebut,” kata Menteri Kesehatan Jens Spahn kepada televisi RTL dalam wawancara pada Sabtu
(2/1) malam.

Tingkat infeksi harus dikurangi secara berkelanjutan. “Itu lebih baik daripada melonggarkannya terlalu dini dan kemudian, mungkin dalam beberapa minggu, menghadapi pertanyaan baru dan sulit,” tambahnya. (Nur/AFP/NCA/I-1)