Venezuela Siap Tangkis Setiap Serangan AS

PRESIDEN Venezuela Nicolas Maduro menegaskan negaranya mau berdamai dengan Amerika Serikat, tetapi juga akan melawan setiap serangan dari negara adidaya tersebut.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Venezuela Jorge Arreaza, kemarin, setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.

"Kami siap menghadapi semua skenario. Skenario pertama ialah jalan diplomasi, dialog, perdamaian. Namun, kalau AS memilih jalan militer, rakyat Venezuela siap melawan," ujar Arreaza.

Dia juga mengatakan negaranya akan bekerja sama dengan Rusia dan Tiongkok untuk membentuk 'sistem perdagangan finansial alternatif'.

Pernyataan keras itu muncul setelah gagalnya upaya kudeta pekan lalu yang dilakukan kubu oposisi Venezuela yang dibantu AS.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, menuding kegagalan oposisi itu disebabkan campur tangan Rusia yang mendukung Maduro.

Pompeo menyebut Maduro siap melarikan diri ke Havana. Akan tetapi, Rusia yang menerbangkan penasihat militer ke Caracas untuk menopang pemerintahan sosialis, menghalangi upaya tersebut.

"Rusia harus pergi. Saya akan bertemu dengan Menlu Lavrov dalam beberapa hari ini. Sudah sangat jelas, kami ingin Rusia keluar, begitu juga dengan Iran dan Kuba harus keluar," tegas Pompeo kepada stasiun televisi ABC.

Sebaliknya, Lavrov meminta AS 'untuk tidak melanjutkan rencana yang tidak bertanggung jawab' di Venezuela.

Masalah Venezuela itu diperkirakan juga akan menjadi topik utama dalam pertemuan Pompeo dan Lavrov di Finlandia, pekan ini.

Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump malah melemahkan posisi Pompeo dengan mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin telah meyakinkan dirinya bahwa Rusia tidak ingin terlibat dalam konflik di Venezuela.

Sementara itu, Ketua Parlemen Venezuela Diosdado Cabello mengatakan, lembaga pro-Maduro yang kuat tersebut akan mencabut kekebalan legislatif dari anggota parlemen oposisi. (AFP/Tes/X-11)