Mengumpulkan Air untuk Penobatan Raja Baru

MASYARAKAT Thailand mulai  disibukkan dengan upacara-upacara ritual untuk menyongsong penobatan Raja Maha Vajiralongkorn.

Bulan depan, sang raja baru akan menduduki singgasana. Sejak Sabtu (6/4), para pejabat ‘Negeri Gajah Putih’ itu mulai dikerahkan untuk mengumpulkan air dalam upacara-upacara yang digelar di seluruh negeri.

Air yang dikumpulkan akan digunakan dalam upacara  pemurnian. Upacara penobatan Raja Vajiralongkorn memiliki fase-fase  yang rumit.

Menurut jadwal, upacara penobatan sang raja akan berlangsung selama 3 hari, yaitu pada 4-6 Mei 2019.

Ibu Kota Bangkok dipilih sebagai tempat pelaksanaan upacara agung tersebut. Banyak ritual, seperti yang ada dalam ajaran agama Buddha dan Brahmana, dilakukan pada bulan ini hingga hari pelaksanaan upacara.    

Raja Vajiralongkorn yang berusia 66 tahun diangkat menjadi raja konstitusional Thailand setelah ayahnya, Raja Bhumibol Adulyadej, mangkat pada 2016.

Sebelumnya, Raja Bhumibol telah berkuasa selama 70 tahun. Penobatan Raja Vajiralongkorn tertunda karena masa berkabung atas kematian Bhumibol yang dikremasi pada Oktober 2017 selesai.
Sebagian besar rakyat Thailand, penobatan itu akan menjadi yang pertama mereka saksikan.

Tradisi Brahmana
Banyak yang bertanya tentang kegunaan air yang dikumpulkan pada Sabtu (6/4). Sebagai informasi, air-air tersebut akan digunakan untuk raja dalam upacara-upacara penyucian pada 4 Mei, sebelum ritual pemakaian mahkota dilakukan.

Penggunaan air ialah berdasarkan tradisi Brahmana. Selama ini, ritual itu sudah dilakukan secara turun-temurun dalam upacara-upacara penobatan raja baru.

Menurut catatan, penggunaan air dalam upacara penyucian sudah dilakukan pada abad ke-18, yakni sejak berdirinya Dinasti Chakri.

Sabtu merupakan Hari Chakri di Thailand. Artinya, Raja Vajiralongkorn bergelar Rama X atau raja ke-10 dari Dinasti Chakri.    

Pada Sabtu itu juga, air mulai dikumpulkan secara simultan sejak pukul 11.52 hingga 12.38 waktu setempat.

Pemilihan waktu untuk pengumpulan air tidak sembarangan, tetapi berdasarkan pertanda baik dalam astrologi Thailand.

Lalu, air dikumpulkan para pejabat senior dari lebih 100 sumber air di 76 provinsi. Air tersebut, yang ditampung dalam wadah tradisional, dibacakan doa dalam upacara-upacara sesuai agama Buddha di kuil-kuil utama di seluruh negeri pada 8-9 April.

Kemudian, digabungkan dalam upacara pengudusan di Wat Suthat, yaitu salah satu kuil tertua di Bangkok, pada 18 April.

Upacara itu disiarkan secara langsung oleh televisi-televisi Thailand. (Ant/Denny Parsaulian Sinaga/I-2)