Oposisi Kecam Penundaan Pemilu

PIHAK berwenang di Nigeria menunda pemilihan umum (pemilu) yang dijadwalkan pada Sabtu (16/2). Pengumum an penundaan dilakukan hanya beberapa jam sebelum pemungutan suara dibuka. Hal itu membuat calon dari kubu oposisi menuding Presiden Muhammadu Buhari berusaha mencabut hak pilih para pemberi suara. Namun, komisi pemilihan berkilah penundaan tersebut dilakukan karena masalah logistik dan membantah keputusan itu diambil akibat adanya tekanan politik. Di lain hal, Buhari dan salah satu rivalnya, yakni mantan wakil presiden Atiku Abubakar, meminta warga tetap tenang. Ketua Komisi Pemilihan Mandiri, Mahmood Yakubu, menambahkan pemilihan bakal digelar pada 23 Februari 2019. Menurutnya, tanggal tersebut amat suci dan kampanye akan ditangguhkan hingga 23 Februari 2019. Sebagai informasi, Buhari, yang naik ke tampuk kekuasaan sejak 2015, menghadapi saingan ketat dalam pemilihan menghadapi Atiku dari Partai Demokrasi Rakyat (PDP). Saat ini, Nigeria merupakan kekuatan ekonomi terbesar di Afrika sekaligus negara penghasil minyak. Sementara itu, rakyat Nigeria mengungkapkan kecemasan dan kemarahan mereka terhadap penundaan tersebut. Sebanyak 84 juta orang tercatat sebagai pemilih dalam pesta demokrasi kali ini. Sebelumnya, dalam pemilihanpemilihan yang lalu, kerap ditawarnai kekerasan, intimidasi, dan kecurangan. Dengan begitu, penundaan pemilihan kali ini juga menimbulkan kecemasan akan munculnya kerusuhan. “Pemerintah tidak mengikuti aturan hukum. Ini taktik, tidak benar bahwa mereka tidak siap,” kata Oscar Humphrey, 37, pendukung kubu oposisi, di Kano, bagian utara Nigeria. Di kampung halaman petahana, warga setempat juga menunjukkan kecemasan. (Ant/I-2)