Muncul Spekulasi Cara Kim Jong-un ke Lokasi Pertemuan dengan Trump

PEMIMPIN Korea Utara Kim Jong-un akan melakukan pertemuan bersejarah dengan Presiden AS Donald Trump. Meskipun detil waktu dan lokasi belum pasti, bepergian jauh dipastikan akan menjadi masalah bagi Jong-un.

Beberapa ahli meyakini pesawat Korut tidak ada yang mampu terbang nonstop. Ini bisa jadi bahan cemoohan di dunia.

Mencuat pertanyaan besar, bagaimana Jong-un pergi ke lokasi pertemuan.

Jika pertemuan dengan Presiden Korsel Moo Jae-in pada 27 April nanti akan digelar di kota perbatasan Panmunjom, lokasi dan waktu pertemuan dengab Trump belum ditentukan.

Pertemuan Trump dan Jong-un bisa saja di Panmunjom juga. Tetapi beberapa analis mengatakan Trump kemungkinan ingin sesuatu yang beda seperti di Swiss, Islandia, atau Swedia. Ini semua jauh dari Korut dan masalah baru bagi Jong-un.

Sebagai pemimpin Korut, Jong-un baru sekali mengadakan kunjunga internasional. Itupun ke Tiongkok, dengan kereta. Menurut Washington Post, Jong-un mungkin tidak punya pesawat yang bisa terbang jauh.

"Kami biasanya becanda tentang peaawat apa yang mereka punya. Itu barang kuno," kata mantan analis CIA Sue Mi Terry kepada Washington Post. "Kemudian kami akan becanda tentang pesawat tua Uni Sovyet."

Korut tidak memiliki pesawat ysng bisa terbang melintasi Samudra Pasifik. "Pesawat mereka sudah tua," tambah analis lainnya Joseph Bermudez.

Ahli penerbangan lainnya mengatakan pesawat Korut kemungkinan punya pesawat yang bisa tebang jauh.

"Air Koryo, maskapai penerbangan milik pwmerintah Korut memiliki dua pesawat jet Tupolev jet. Pesawat ini setara dengan Boeing 757 jetliner yang bisa terbang sejauh 3.000 mil," kata ahli yang juga jurnalis penerbangan, Charles Kennedy told The Post.

Walau tidak punya pesawat, Jong-un tetap bisa ke lokasi pertemuan dengan Trump.

"Untuk pertemuan ini, bukan masalah untuk Jong-un. Pihak Korsel atau Swedia (calon tuan rumah) bisa saja meminjamkan peawat mereka," kata penasihat senior pada Center for Strategic and International Studies and analis Korea untuk MSNBC, Victor Cha. "Tetapi sebenarnya itu juga tetap memalukan bagi Jong-un." (Business insider/X-10)