AS Setujui Lisensi Kapal Selam Taiwan

AMERIKA Serikat (AS) telah setuju untuk mengizinkan kontraktor pertahanan AS membantu Taiwan membangun kapal selam sendiri. Hal ini menyambut terobosan dalam ambisi jangka panjang untuk membangun armadanya untuk melawan ancaman dari Tiongkok.

Taiwan tahun lalu meluncurkan sebuah rencana untuk memproduksi kapal selamnya sendiri di tengah hubungan yang memburuk dengan Tiongkok, setelah harapan mereka untuk membeli dari AS menjadi sia-sia.

Kementerian Luar Negeri AS telah menyetujui pemberian lisensi yang diperlukan untuk menjual kepada Taiwan teknologi yang diperlukan untuk proyek kapal selamnya.

“Persetujuan itu merupakan terobosan," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan Chen Chung-chi, Minggu (8/4).

"Ini adalah bagian dari proses. Kami akan melakukannya selangkah demi selangkah," lanjutnya seraya menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.

Sejak berkuasa Mei 2016, Presiden Tsai Ing-wen mendorong Taiwan untuk mengembangkan dan membangun lebih banyak senjatanya di dalam negeri.

Ia menyatakan terima kasih kepada AS untuk persetujuan lisensi tersebut.

"Keputusan pemerintah AS tidak hanya akan membantu Taiwan dalam meningkatkan kemampuan pertahanannya, itu juga akan sangat menguntungkan keamanan dan stabilitas di kawasan ini,” katanya dalam sebuah pernyataan, Sabtu (7/4).

Perjanjian itu kemungkinan akan membuat marah Beijing, yang menganggap pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya meskipun kedua pihak telah diperintah secara terpisah sejak berakhirnya perang saudara tahun 1949.

Persetujuan Washington muncul setelah Presiden Donald Trump bulan lalu menandatangani peraturan baru yang memungkinkan pejabat tingkat atas AS melakukan perjalanan ke Taiwan.

Tiongkok telah memprotes langkah itu, mengatakan AS harus menghentikan pertukaran resmi dengan Taiwan untuk menghindari semakin rusaknya hubungan Tiongkok-AS.

Kendati demikian, AS mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taiwan ke Tiongkok pada 1979 tetapi mempertahankan hubungan perdagangan dengan pulau itu dan merupakan pemasok senjata utamanya. (AFP/X-10)