Theresa May Rombak Kabinet

PEROMBAKAN kabinet yang dipimpin Perdana Menteri Inggris Theresa May yang telah lama ditunggu-tunggu pada Senin (8/1) dianggap tidak efektif dan kacau setelah seorang menteri memilih mengundurkan diri ketimbang menerima jabatan baru.

Menteri Pendidikan Justine Greening menjadi menteri keempat yang meninggalkan kabinet sejak November setelah menolak permintaan untuk pindah ke kementerian kesejahteraan dan pensiun.

Di samping itu, Menteri Kesehatan Jeremy Hunt meyakinkan May pada menit terakhir untuk membatalkan rencana memindahkannya ke kementerian bisnis, menurut laporan media.

Sebagian besar menteri seniornya juga mempertahankan posisi mereka dalam perombakan tersebut, termasuk Menteri Luar Negeri Boris Johnson, Menteri Brexit David Davis, dan Menteri Keuangan Philip Hammond.

Johnson, pendukung Brexit, mempertahankan posisinya di kementerian luar negeri meski menantang strategi May tahun lalu. Begitu juga dengan Menteri Perdagangan Internasional Liam Fox.

Hammond dan Menteri Dalam Negeri Amber Rudd, yang berkampanye agar Inggris bertahan di Uni Eropa juga dipertahankan di kabinet. May yang melakukan 'penyegaran' setelah memecat wakilnya, Damian Green, pada bulan lalu karena skandal pornografi yang ditemukan di komputernya pada 2008.

Mantan Menteri Kehakiman David Lidington mengambil alih peran koordinasi kebijakan yang sebelumnya dipegang Green, tetapi tidak mewarisi gelar wakil May.

May berharap perombakan akan membantunya mengembalikan otoritas menjelang perundingan Brexit tahun ini, dan setelah 2017 dia kehilangan mayoritas parlemennya dalam pemilihan cepat. "Tidak mengherankan Theresa May berjuang untuk menegosiasikan Brexit-dia bahkan tidak bisa mengatur perombakan," kata Anggota Parlemen Partai Buruh oposisi, Stephen Kinnock.

Mantan Ketua Partai Konservatif Patrick McLoughlin kehilangan pekerjaannya setelah pemilihan cepat tersebut. May diperkirakan akan mengumumkan perombakan jajaran pemerintahannya pada Selasa (9/1). (AFP/Ire/I-2)