Ulama Tuding Medsos Asing Penyebab Warga Iran Protes

ULAMA garis keras Iran meminta pemerintahnya untuk membuat aplikasi media sosial pribumi. Permintaan itu diikuti alasan bahwa demonstrasi warga Iran terhadap kondisi ekonomi hingga menimbulkan korban jiwa dalam minggu ini lebih disebabkan oleh hasutan yang ada di media sosial aplikasi luar negeri.

Ayatollah Ahmad Khatami mengatakan hal itu dalam khotbah salat Jumat di Teheran. Khatami yakin jika pemerintah Iran memblokir media sosial maka segala kerusuhan tersebut berhenti.

Khatami menegaskan negara seharusnya tidak membiarkan jaringan media sosial yang kuncinya ada di tangan Amerika Serikat. Dia juga menegaskan siapa pun yang membakar bendera Iran harus dihukum mati.

Sementara itu, TV pemerintah menunjukkan cuplikan demonstrasi pro-pemerintah di kota-kota, termasuk Tabriz dan Kerman. Ini menandai hari ketiga demonstrasi tersebut.

Sebelumnya, dalam menghadapi puluhan ribu demonstran anti pemerintah yang menuntut perbaikan ekonomi, pemerintah Iran mengadakan kontrademonstrasi.

Pada Kamis (4/1) telah memposting video baru yang dimaksudkan untuk menunjukkan demonstrasi yang menantang pemerintah Republik Islam Iran. Aktivis menayangkan video demonstrasi tersebut, yang diperoleh oleh The Associated Press di luar Iran, saat menunjukkan demonstrasi di Teheran pada Kamis malam, termasuk nyanyian melawan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Di Teheran pada hari Jumat pagi, jalan-jalan tampak tenang menjelang salat siang hari.

Sementara itu, hari ini diadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB atas permintaan AS untuk membahas kerusuhan yang terjadi. Di pihak lain, Rusia mengingatkan agar PBB tidak terlalu jauh masuk pada urusan domestik Iran.

Di sisi lain, Donald Trump melalui Twitternya memuji para demostran dan menyatakan dukungannya. Ucapan langsung Trump tersebut oleh pemerintah Iran dinilai sebagai sikap memanas-manasi demonstran dan upaya AS menghasut warga Iran untuk menentang pemerintahnya. Pemerintah Iran menilai sikap AS tersebut merupakan upaya frustasi akibat kegagalannya dalam negosiasi nuklir dengan Iran.(AFP/OL-3)