Pameran Lukisan 8 Perempuan

MEDIA Indonesiabekerja sama dengan Galeri Saraswati menggelar pameran lukisan dengan menggandeng delapan perempuan pelukis lintas generasi. Pameran itu diadakan di Balai Budaya Jakarta, 22-30 Desember.

"Bertepatan dengan Hari Ibu 22 Desember, pameran ini juga bentuk kontribusi perempuan dalam keluarga, ekonomi, sosial, dan budaya di kehidupan bermasyarakat," ucap Direktur Pengembangan Bisnis Media Indonesia Shanty Nurpatria dalam pembukaan pameran, tadi malam.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise dalam sambutan yang dibawakan Asisten Deputi Gender dalam Iptek Bambang Kristiono mengungkapkan seni lukis dapat meningkatkan perekonomian perempuan.

"Karena harga dari sebuah seni lukis tidak terbatas, dan para perempuan ini hadir menunjukkan bahwa mereka bisa melakukan seni yang selama ini dianggap maskulin," sambungnya.

Salah satu perempuan pelukis, Nunung WS, menilai pameran lukisan sungguh penting karena melalui kegiatan itu pelukis dapat menyapa publik.

Pelukis lainnya, Ery A, menyatakan seni lukis dapat dijadikan upaya dalam menghadirkan budaya Indonesia yang tergerus.

"Serangan modernisasi terhadap budaya dapat diantisipasi lewat lukisan," ucap pelukis beraliran impresionis itu.

Selain Nunung dan Ery, perempuan pelukis yang unjuk karya di pameran itu ialah Esti Lestarini, Pini Fe, Revoluta S, Rosaline Simon, Shafa Sabila Fadli Zon, dan Titis Jabaruddin.

Lukisan dalam pameran tersebut akan dijual pada pengunjung yang berminat. Sebanyak 30% dari hasil penjualan akan disumbangkan kepada Yayasan Dimas Dwi Prastyo Wibowo yang bergerak di bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, serta kepada Yayasan Tunanetra Swaybima.

"Karena sebenarnya sebuah seni dapat dipadukan dengan pemberdayaan masyarakat," imbuh Pembina Galeri Saraswati, Dwi Mukti Wibowo. (Ric/H-3)