Demi Kesehatan Penghuni

MENETAP di Belanda selama 26 tahun tidak membuat arsitek Pauline Boedianto melupakan Indonesia. Dua tahun lalu ia kembali ke Indonesia untuk mengaplikasikan ilmunya di Tanah Air.

Aristek jebolan Delft Univercity of Technology itu memiliki gelar master dengan spesialisasi pemulihan kampung kumuh dan pedalaman.

Ia sempat terlibat dengan proyek-proyek penanganan kampung-kampung kumuh di beberapa negara, di antaranya Afrika dan Belanda.

Dalam pekerjaannya itu, Pauline berusaha semaksimal mungkin untuk mengubah sebuah perkampungan kumuh yang identik dengan kotor, bau, dan menyeramkan menjadi sebuah perkampungan yang lebih manusiawi.

Pada 2007 Pauline menjalankan proyek peningkatan taraf hidup masyarakat adat di Papua.

Gangguan pernapasan yang dialami masyarakat adat Papua disebabkan tempat tinggal yang tidak memiliki ventilasi udara yang cukup baik.

Melihat kondisi itu, Pauline merasa terpanggil hatinya untuk mengubah kebiasaan pola hidup tersebut.

Di antaranya dengan mempelajari pembuatan honai, memodifikasi tubuh api dalam honai, serta mengintegrasikan dengan jendela kecil sehingga honai memiliki ventilasi yang lebih baik.

Dalam pembangunan honai itu Pauline tidak bekerja sendiri.

Pauline melibatkan tentara-tentara perbatasan di Papua.

Termasuk sosialisasi akan gagasan dan yang dituangkannya kepada masyarakat Papua.

Saat ini Pauline sedang membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengatasi permasalahan di wilayah kumuh Kampung Nelayan di Muara Angke, Jakarta Utara.

Dalam proyek tersebut Pauline akan merehabilitasi daerah kumuh di Muara Angke menjadi layak huni dan tidak kumuh dengan memperbaiki sanitasi dan tata letak posisi bangunan di kawasan kampung nelayan itu.

Meskipun menerima banyak ancaman saat sosialisasi, Pauline tetap maju dan melanjutkan poyek itu hingga kini tanpa merasa takut.

Menurutnya, pekerjaan yang dilakukannya selama ini ialah untuk kebaikan, kebahagiaan, dan kesehatan banyak orang. (Rio/M-4)