Pura Mangkunegaran Bersihkan Gamelan Pusaka Berusia 300 Tahun

PURA Mangkunegaran Surakarta, Jawa Tengah, menggelar prosesi Jamasan Gamelan Pusaka, Senin (13/6). Pencucian pusaka yang salah satunya berusia lebih dari 300 tahun itu hanya dilakukan pada bulan Ramadan.

Prosesi jamasan diawali dengan acara selamatan sederhana yang dipimpin seorang abdi dalem. Wilujengan itu supaya acara jamasan berjalan lancar hingga tuntas.

Setelah itu satu demi satu bagian dari perangkat gamelan sarat sejarah itu dibersihkan dengan cara dicuci menggunakan air berisi campuran asam kawak, batu hijau, kalsit, dan lansol baru kemudian dibilas air kembang setaman

Pekerjaan itu dilakukan oleh delapan abdi dalem. Mereka tidak cuma membersihan perangkat gamelan, tetapi juga kayu yang menjadi wadah dan juga kain berwarna merah yang menjadi penutupnya.

Abdi dalem pariwisata dan petugas pemelihara pusaka Pura Mangkunegaran, Joko Pramudyo, mengatakan ada sebelas unit gamelan yang dijamas. Yakni, Kyai Kanyut Mesem, Kyai Nogo Liman, Kyai Pamerdasih, Kyai Windu Segoro, Kyai Precet, Kyai Lipur Sari, Kyai Udan Asih, Kyai Udan Arum, Kyai Basworo, Kyai Merdu Sari Suworo, dan Kyai Tombo Eneng.

Diantara gamelan tersebut yang tertua adalah Kyai Kanyut Mesem. Gamelan yang ditempa menggunakan tangan ini berasal dari Kerajaan Demak. Usianya diperkirakan sudah lebih dari 300 tahun.

"Gamelan ini pernah digunakan untuk mengiringi Gusti Nurul menari pada pernikahan Ratu Yuliana di Belanda. Ia juga diperdengarkan ketika satelit Soyuz-2 mengangkasa," kata Joko.

Jamasan sebelas gamelan pusaka ini hanya dilakukan sekali dalam setahun. Yakni, pada bulan Ramadan antara tanggal 1-21. Selain untuk membersihkan dan memeriksa kondisi gamelan-gamelan tersebut, juga sebagai bagian menyambut tradisi malam selikuran.

"Secara tersirat ini mengandung pesan agar kita membersihkan diri selama Ramadan. Kalau barang saja dibersihkan, mengapa kita tidak," kata Joko sembari tersenyum. (X-11)