Ubah Pola Makan Lebih Sehat

UNTUK memaksimalkan pola hidup lebih sehat dan berkelanjutan, Dwi Sasetyaningtyas menerapkan pola makan berbasis tumbuhan atau mengurangi protein hewani.

“Aku masih banyak belajar, tapi aku sudah tidak makan daging merah lagi, jadi mulai sangat mengurangi dan berupaya untuk plant based,” ujar Dwi.

Dia merasa pola makan seperti itu akan banyak sekali manfaatnya dari segi kesehatan karena lebih banyak protein nabati yang dikonsumsi.

“Sehingga mengurangi lemak-lemak jahat di tubuh,” ujar Tyas.

Namun, selain alasan kesehatan, mengurangi konsumsi protein hewani juga akan memiliki dampak positif bagi lingkungan. Itu karena berdasarkan banyak riset yang dirilis LSM-LSM internasional belakangan ini, diketahui makanan yang berasal dari protein hewani menyumbang lebih banyak emisi karbon pada bumi jika dibandingkan dengan makanan dari tumbuhan.

Emisi itu, menurutnya, berasal dari proses pengembangbiakan, pemeliharaan, produksi, hingga distribusi. Permintaan akan daging sapi yang sangat tinggi di dunia juga telah memicu deforestasi kawasan hutan di berbagai negara.

“Jadi, saya memilh untuk mulai plant based agar lebih efi sien dan meminimalisasi emisinya,” ujar Tyas.

Meski begitu, ia mengaku masih terus belajar untuk bisa secara total mengubah pola makan menjadi hanya mengonsumsi tumbuh-tumbuhan.

“Aku selama dua tahun ini juga awalnya struggle, tapi karena ini sudah jadi kebiasaan lama-lama sudah terbiasa. Jadi, ini permasalahan ganti gaya hidup saja. Bayangkan saja sejak bayi sudah biasa makan daging saat ini harus berubah, ini yang tidak mudah. It takes courage and times,” tuturnya.

Lewat akun Instagram pribadinya, @sasetyaningtyas, ia kerap membagikan pengalamannya membuat berbagai menu masakan berbahan dasar sayur dan buah, dari salad, burger, hingga gado-gado.

“Agak sulit sebenarnya karena aku suka sekali daging merah, tapi ini hanya soal kebiasa an dan seiring waktu akan bisa berubah,” tutup Tyas. (Pro/M-4)