Penyambung Literasi dari Balik Jeruji

SENIN, 6 Juli 2020, dua unit mobil perpustakaan keliling (pusling) milik Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan terparkir di halaman Balai Pemasyarakatan (Bapas) Banjarmasin.

Selain mobil pusling ada juga beberapa sepeda motor (motor pustaka) yang membawa buku bacaan dalam jumlah lebih sedikit. 

Baik mobil maupun motor itu, merupakan penyambung literasi bagi mereka yang berada di balik jeruji. Buku menjadi oase yang airnya bisa mereka reguk dan nikmati sepuas hati, terlepas dari status mereka saat ini.

Di bapas itu, pusling melayani anak dan remaja bekas napi dan anak didik atau klien pemasyarakatan. Dari semua buku, keterampilan yang paling banyak diburu. “Meski berstatus warga binaan maupun mantan napi, mereka punya minat baca yang tinggi. Terlebih banyak dari mereka tertarik membaca buku-buku tentang keterampilan,” tutur Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kalsel, Nurliani Dardie.

Selama 3 bulan lamanya, kegiatan ini sempat terhenti akibat pandemi virus korona, tetapi sekarang mulai diaktifkan lagi. Selain menyelenggarakan perpustakaan keliling, Dispersip Kalsel juga aktif menggaungkan literasi dengan berbagai cara, seperti workshop, story telling, dan temu penulis.

Bahkan ketika pandemi, webinar yang digelar virtual mampu menyedot perhatian masyarakat dengan menghadirkan Duta Baca Najwa Shihab dan novelis Habiburrahman El Shirazy. Dispersip Kalsel sendiri lahir dari hasil integrasi eks Perpustakaan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan (Instansi vertikal Perpusnas-RI) dengan Kantor Arsip Daerah Provinsi Kalsel. 

Di awal berdirinya, Dispersip Kalsel bernama Perpustakaan Negara Banjarmasin berdasarkan SK Menteri PP dan K Nomor 29103/S tanggal 23 Mei 1959. (Denny S/H-2)