Temanggung Ingin Jadi Kota Festival

PERTUNJUKAN seni budaya yang dikemas dalam Java International Folklore (Jifolk) sebagai puncak kegiatan Festival Sindoro Sumbing di Alun-Alun Temanggung kemarin dipadati sekitar 70 ribu warga.

Pada penutupan kegiatan yang berlangsung, Minggu (14/7) hingga tengah malam itu, Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nadjamuddin Ramly, menyampaikan pesan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy tentang kebudayaan yang harus menghidupkan seluruh dimensi kerakyatan di seluruh penjuru Tanah Air.

Untuk menggenjot geliat berkesenian, pemerintah daerah sudah saatnya memperbesar anggaran di sektor kebudayaan. "Indikator kepala daerah itu peduli budaya dapat dilihat dari besaran APBD untuk sektor kebudayaan. Karena kalau hanya mengandalkan pariwisata, tidak bisa menjual apa-apa kalau kebudayaannya amburadul. Kalau ingin pariwisatanya dikunjungi wisatawan mancanegara atau domestik, perbaiki sektor kebudayaan," seru Najamuddin.

Ia pun sempat menanyakan berapa APBD Pemkab Temanggung yang dialokasikan untuk kebudayaan. Yang oleh Bupati Temanggung M Al Khadziq dijawab Rp25 miliar. "Saya mohon Pak Bupati, tahun depan sudah Rp40 miliar ya," kata Nadjamuddin.

Menanggapi tantangan tersebut, Al Khadziq langsung menjawab dan mengiyakannya. Karena menurutnya, dari evaluasi pertunjukan selama tiga hari ini, masyarakat bisa menikmatinya dengan baik. "Karena DNA masyarakat Temanggung ialah DNA kebudayaan," tegas Al Khadziq saat menutup kegiatan.

Bahkan, Najuddin menambahkan, jika penyelenggaraan Jifolk sebagai puncak Festival Sindoro Sumbing cukup berhasil mencuri perhatian nasional. Ia menjanjikan akan ada kerja sama antara Temanggung dan pusat dalam platform Indonesia tahun depan, yaitu Festival Perkusi Internasional. Bupati pun menyampaikan keinginannya bila Temanggung sebagai Kota Festival. (LN/H-1)