Jumlah Kasus Malaria Menurun di Maluku Utara

KASUS malaria mengalami penurunan selama lima tahun terakhir di Provinsi Maluku Utara. Pada tahun 2014 hingga 2019 kasus malaria di sana turun secara signifikan dari 4.451 menjadi 557 kasus. Meski demikian, ada dua kabupaten yang masih di atas rata-rata yaitu Halmahera Timur dan Kab. Taliabo.

Asisten II Setda Prov. Maluku Utara, Anwar Husein, mengatakan Provinsi Maluku Utara masih masuk ke dalam zona merah malaria, dengan angka kasus lebih dari 5/1.000 penduduk di kawasan timur indonesia bersama Papua, Papua Barat dan NTT. Angka tersebut masih jauh dari standar SDG’s yang ditetapkan, yaitu mengendalikan malaria menjadi kurang dari 1/1.000 penduduk.

Baca juga: Mensos Kukuhkan Seribu Sahabat ODHA

Oleh karena itu, dibutuhkan intervensi pemerintah yang melibatkan seluruh pihak terkait termasuk masyarakat sebagai kader, agar angka malaria berhasil ditekan. Menanggapi hal tersebut, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek Prov. Maluku Utara mengatakan menurunkan prevalensi kasus malaria tidak mudah, sebab dari segi geografis Maluku Utara terdiri dari gugusan pulau yang tidak mudah dijangkau sehingga sulit untuk mengeliminasi malaria, tetapi hal itu bisa dilakukan.

Menkes mengatakan, adanya kesadaran dari masyarakat dapat membantu percepatan penurunan kasus malaria. Inovasi, imbuhnya, perlu dilakukan oleh masyarakat, yaitu dengan menanam tanaman anti nyamuk, untuk mengurangi ancaman malaria.

“Sebetulnya kan ini cukup sederhana dan mudah. Manusia itu suka bunga. Sedangkan nyamuk tidak suka bunga dan manusia tidak suka nyamuk. Artinya, kita tanam saja bunga yang banyak untuk mengusir nyamuk yang nakal,” ujar Menkes melalui siaran pers yang diterima Media Indonesia, Kamis (4/4).

Menurutnya, Prov. Maluku Utara sudah dinilai siap untuk eliminasi malaria, hasil pencapaian yang diraih ini merupakan bentuk dukungan lapisan masyarakat melalui kader dan pemerintah yang bersinergi untuk menyukseskan program kesehatan. (OL-6)