Menelaah Kota lewat Perpustakaan

DI antara jajaran pertokoan kawasan Cikini, Jakarta Pusat, ada satu pintu kecil menuju Rujak Center for Urban Studies, sebuah perpustakaan khusus literatur perkotaan.

Berdiri pada 1 Mei 2010, perpustakaan mini milik arsitek Marco Kusumawijaya itu konsisten menyediakan bacaan mengenai studi perkotaan, dari sejarah, arsip-arsip lama, buku tata kota, sampai sastra yang membahas perkotaan.

"Ini awalnya koleksi pribadi, lalu dihadirkan untuk publik juga," tutur pustakawan Rujak Center for Urban Studies, Rizki, saat ditemui beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, karena pemiliknya berlatar belakang arsitektur, koleksi buku-bukunya pun tidak jauh dari buku-buku disiplin ilmu tersebut. "Kalau mau cari tentang kota, ya di sini tempatnya, komplet," imbuh Rizki.

Perpustakaan itu memperkaya khazanah literatur di Jakarta. Itulah alasan penyematan nama Rujak Center for Urban Studies. Ibarat rujak, keberadaan perpustakaan itu bagai salah satu jenis buah yang melengkapi hidangan rujak.

"Rujak itu kan terdiri dari macam-macam buah. Terus dipadu dengan sambl dan sebagainya sehingga menjadi enak," tuturnya.

Selain menghadirkan buku-buku terbaru terkait perkotaan, perpustakaan itu juga menyediakan arsip-arsip lama tentang tata kota. Contohnya buku Karya Jaya dan Gita Jaya yang berisi catatan-catatan pemimpin Jakarta terdahulu. Pengunjung bisa meneropong Jakarta lewat arsip dan referensi yang tersedia.

Menurut Rizki, Rujak Center memiliki pengunjung yang beragam, mulai mahasiswa yang membutuhkan referensi tentang perkotaan, periset perkotaan, hingga mereka yang datang 'sekedar' untuk memenuhi hasrat membaca.

"Kami coba bantu sediakan bahan-bahan yang mereka perlukan. Kalau memang kami enggak punya buku maupun bahan yan dimaksud, kami berusaha kasih link sumber-sumber lain, lembaga-lembaga lain yang bisa dihubungi," jelasnya. (*/H-2)