Bansos PKH untuk Tingkatkan Taraf Hidup

PRESIDEN Joko Widodo menyerahkan bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) kepada seribuan keluarga penerima manfaat (KPM) di Depok, Jawa Barat, kemarin. Ia meyakinkan program pengentasan warga dari kemiskinan terus dijalankan dengan kualitas yang terus diperbaiki. Pemberian bantuan secara simbolis dilakukan Presiden Jokowi didampingi Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita di Graha Insan Cita, Sukmajaya. "Nanti ada (bantuan) tahapan kedua. Jumlahnya (total bantuan) bisa dua atau tiga kali lipat dari tahun sebelumnya," ujar Presiden.

Ia mengingatkan, bansos PKH diperuntukkan agar anak-anak bisa bersekolah dan cukup gizi. "Tidak boleh untuk beli rokok suaminya. Kalau ketahuan, kartunya kita cabut. Hati-hati. Janjian sejak awal dulu. Untuk gizi, bukan beli rokok," pesan Kepala Negara. Lewat program tersebut, Jokowi berharap anak-anak bisa hidup sehat dan mampu bersekolah hingga jenjang pendidikan tinggi agar bisa meningkatkan taraf hidup. "Saya ingin anak-anak ibu semuanya sehat, pintar, sekolah setinggi-tingginya. Jangan ada anak takut bermimpi jadi menteri, jadi presiden," ujar mantan Wali Kota Solo itu.

Pada kesempatan itu Mensos menjelaskan dalam empat tahun terakhir pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla memberikan perhatian serius dalam penanggulangan kemiskinan dan ketimpangan. Pada 2019 anggaran PKH ditingkatkan menjadi Rp34,4 triliun dari Rp19,2 triliun pada 2018. Skema pemberian bantuan PKH berubah, yang sebelumnya flat menjadi bervariasi disesuaikan dengan kondisi penerima bantuan PKH. "Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan mengalami penurunan dari 9,82% menjadi 9,66% per September 2018. Penaikan anggaran bantuan PKH dan perluasan jangkauan BPNT pada 2019 diharapkan dapat kembali menurunkan angka kemiskinan secara signifikan," kata Mensos. (Pol/H-2)