Ajarkan Nilai Kehidupan dari Keluarga

Keluarga merupakan sistem sosial terkecil dalam masyarakat. Anak-anak pertama kali belajar dan mengetahui tentang banyak hal dari keluarga, khususnya orang tua.

"Orang tua harus mengajarkan mengenai living value dalam keluarganya khususnya kepada anak-anak. Apabila orang tua menerapkan nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari, anak-anak akan menyontohnya. Begitupun sebaliknya," ujar psikolog anak, remaja, dan keluarga Roslina Verauli ketika dihubungi, Senin (21/12).

Untuk menciptakan anak-anak yang selalu berpikirian positif, optimis dalam menjalani kehidupan, serta memiliki daya juang serta kreativitas sebagai inplementasi dari program revolusi mental yang diterapkan pemerintah, maka hal terbaik untuk memulainua berasal dari keluarga.

"Ajarkan anak-anak untuk selalu bahagia. Dan bahagia tidak selamanya dinilai dari materi. Cuma yang jadi masalah banyak keluarga di Indonesia yang kurang terdidik dan bahkan hidup di bawah tekanan khususnya tekanan ekonomi sehingga mempengaruhi kehidupan anak."

Selanjutnya, ia juga menghimbau agar orang tua fokus untuk memberikan pengawasan pada lingkungan sekitar. Selain dari orang tua, anak-anak banyak belajar dan menyontoh pola perilaku dari lingkungan sekitar.

"Kalau lingkungan sekitar misal naik motor tanpa helm dan buang sampah sembarangan, maka anak akan menganggap hal tersebut sebagai kewajaran yang kemudian diikuti."

Faktor keluarga dan lingkungan sekitar merupakan penyebab utama yang mempengaruhi pola hidup dan berfikir anak-anak. Baru kemudian faktor pendidikan di sekolah menjadi elemen penentu lainnya.

Untuk itu ia menghimbau agar masyarakat Indonesia selalu menerapkan pola hidup yang baik serta menanamkan nilai-nilai kehidupan yang positif dalam keluarga agar anak-anak mendapat input yang baik untuk kehidupannya.(Q-1)