Jumlah Anak Terus Diturunkan

SURVEI Kinerja dan Akuntabilitas Program (SKAP) 2018 yang dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan angka rata-rata kesuburan (total fertility rate/TFR) di Indonesia sebesar 2,38.

Hasil survei itu menunjukkan kinerja BKKBN cukup memuaskan sebab ada penurunan angka TFR dari 2,6 pada 2012 (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia/SDKI). TFR menunjukkan jumlah rata-rata anak yang dilahirkan perempuan.

Namun, Plt Kepala BKKBN Sigit Priohutomo mengungkapkan angka yang dicapai masih di bawah target, yaitu penekanan hingga 2,3. Target berikutnya ialah mencapai angka 2,1.

"Harapannya angka itu dapat dicapai dalam RPJMN (Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional) periode berikutnya," ujar Sigit pada seminar penyajian hasil SKAP 2018 di Jakarta, kemarin.

Capaian lain yang terungkap dari SKAP itu ialah penurunan angka kelahiran pada perempuan remaja usia 15-19 tahun menjadi 30 per 1.000 orang. Pada 2017 angkanya 36 per 1.000 orang (SDKI). Selain itu, terdapat peningkatan pengguna KB metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) hingga angka 23,1%.

"Survei ini memperlihatkan kondisi nyata di lapangan, yang tidak hanya dilihat pada tingkat nasional, tetapi juga tingkat provinsi. Ada perbedaan tren antarprovinsi. Misalnya, angka kesuburan di wilayah timur, seperti Papua dan Sulawesi, lebih tinggi daripada provinsi-provinsi di Pulau Jawa," tutur Sigit.

Dalam survei itu, BKKBN dibantu Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN provinsi, dan sejumah perguruan tinggi di setiap provinsi. Hasil survei itu akan ditindaklanjuti.

"Dari hasil ini, kita tidak hanya sosialisasi, tapi juga akan mengevaluasi kendala-kendala di setiap provinsi. Metode (pembangunan bidang kependudukan) seperti apa (yang sesuai) juga dievaluasi."