Panggilan Jiwa sang ASN

DI tengah kesibukannya sebagai abdi negara, Nurhikmah memiliki satu kesibukan lain. Perempuan yang sekolah sejak SMA hingga S-2 di Yogyakarta ini aktif di kegiatan literasi di Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai panggilan jiwanya.

Saat di Yogyakarta, perempuan yang menjadi aparatur sipil negara (ASN) sejak 2011 ini aktif ikut kegiatan pers kampus hingga literasi. Kegiatan itu pun tetap ia jalankan saat pindah ke Sumbawa Barat pada 2017. Ia pun kerap berdiskusi bersama sejumlah alumnus berbagai perguruan tinggi hingga tujuh inisiator sepakat membentuk Komunitas Literasi Anorawi (KLA) pada November 2014. "Latar belakangnya (peserta diskusi) bermacam-macam, ada yang aktivis LSM, PNS, pedagang, hingga pengusaha," katanya yang menjadi pendiri sekaligus ketua KLA.

KLA fokus pada gerakan literasi. Mereka ingin meningkatkan minat baca di kalangan anak-anak. Saat itu, ia bersama KLA membawa berbagai buku untuk dibaca anak-anak sambil memutar film.

Gerakan mereka pun perlahan mulai dilirik. Banyak pihak yang menyumbangkan buku hingga mendirikan perpustakaan di salah satu rumah anggota KLA di Kelurahan Bugis, Taliwang, Sumbawa Barat. Kegiatan literasi yang dilakukan pun mulai tersistem, dari forum baca hingga nonton bareng film-film Indonesia yang memuat unsur-unsur pendidikan.

Meski sibuk di KLA, Hikmah mengaku tidak mengganggu pekerjaannya sebagai ASN. Semua kegiatan itu dilakukan di luar jam kerja.

"Selama tidak mengganggu tugas-tugas sebagai PNS dan rutinitas kerja pelayanan, ya, tidak apa-apa, sama seperti tugas ketua RT ataupun ketua RW, asal tidak terlibat dalam politik praktis," ujar dia.

Bukan saja Hikmah yang memiliki kegiatan sosial di luar tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sebagai ASN. Di Aceh ada Edi Fadhil, pencetus gerakan Cet Langet Rumoh (CLR). Gerakan membantu masyarakat kurang mampu untuk memiliki rumah.

Masih banyak ASN lain yang berprestasi di luar tupoksi mereka. Apalagi, pemerintah berencana membuka pendaftaran calon pegawai negeri sipil (CPNS) pasca-Pilkada 2018.