Taman Indonesia Kaya Buat Seniman Semarang

TAMAN Indonesia Kaya diproyeksikan bakal diresmikan pada Agustus mendatang. Para seniman di Jawa Tengah pun bisa memanfaatkannya sebagai wadah menampilkan karya mereka.
 
Bangunan tersebut merupakan sumbangan Bakti Budaya Djarum Foundation bagi para seniman. 

"Taman Indonesia Kaya ini dibangun oleh Bakti Budaya Djarum Foundation sampai dengan selesai dan kemudian akan dihibahkan kepada Pemerintah Kota Semarang," tandas Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation saat buka puasa bersama para seniman dan media massa di Rumah Makan Kampung Laut, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (23/5).

Acara tersebut juga dihadiri para pekerja seni seperti Maudy Koesnaedi, Garin Nugroho dan Butet Kartaredjasa.

Di depan puluhan seniman dan wartawan, Renita memaparkan bahwa Taman Indonesia Kaya yang dibangun di pusat Kota Semarang saat ini sudah mencapai 80%. Rencananya Agustus 2018 akan diresmikan.

"Oleh karena itu kami mengajak bertemu teman-teman seniman dan media. Kami berharap nantinya setelah diresmikan, Taman Indonesia Kaya dapat digunakan untuk menumbuhkan kreativitas di bidang seni budaya dan akan menjadi panggung seniman di Jateng dan Kota Semarang," tandas Renita.

Taman seluas 5.000 meter persegi ini akan memiliki sebuah panggung luar ruangan dengan kapasitas 400-1.000 penonton, yang dapat digunakan para seniman sebagai wadah menampilkan karya mereka. Masyarakat dapat menikmati beragam seni budaya dari para seniman, khususnya Jawa Tengah yang akan ditampilkan satu kali dalam setiap bulan.

Sementara Garin Nugroho mengakui kalau keberadaan Taman Indonesia Kaya ini merupakan anugerah bagi Kota Semarang dan Jawa Tengah. Sebab, taman ini dapat menjadi ruang kesenian dan kebudayaan yang dapat dimanfaatkan warga Semarang.

"Saya berharap keberadaan ruang tersebut tidak menutup akan muncul sejumlah seniman, budayawan, aktor dan aktris dari Kota Semarang dan Jawa Tengah," ujar Garin.

Dia juga menitipkan kepada para seniman Semarang agar keberadaan Taman Indonesia Kaya bisa dikelola dengan baik. Sehingga akan  mampu melahirkan orang-orang trampil di bidangnya. "Harapan saya, akan muncul generasi-generasi muda di blantika seni budaya Indonesia," tandas Garin.

Garin juga menyuarakan kebutuhan ruang kreatif bagi seniman di tengah kota seperti Semarang ini. Sebaiknya pemimpin produksinya harus di bawah usi 30 tahun. "Minimal harus bisa menjadi manajemen budaya Indonesia kaya," imbuhnya.

Hal senada juga dikemukakan Butet. Peran serta Djarum Foundation  memberikan fasilitas bagi seniman Semarang dan Jawa Tengah ini  bisa memberikan inspirasi spesifik bagi para budayawan .

"Bukan hanya pemerintah yang mengurus tapi juga seperti pihak swasta Djarum Foundation yang ngurusi seniman. Kita berharap apa yang dilakuan swasta bisa memberikan inspirasi spesifik pada kebudayaan," papar Butet. (O-2)