SBMPTN, Antisipasi Praktik Perjokian

UJIAN seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia hari ini. Pihak kampus diminta mengantisipasi kemungkinan adanya perjokian pada seleksi masuk perguruan tinggi melalui jalur ujian itu.

"Masalah perjokian harus diantisipasi betul. Jangan sampai hal itu terjadi. Saya berharap pada tahun ini SBMPTN jauh lebih baik," ujar Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek-Dikti) Mohamad Nasir di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, tahun ini panitia SBMPTN menerapkan strategi yang lebih baik dalam mengantisipasi perjokian. Ia juga menegaskan, pihaknya akan menindak tegas setiap kasus perjokian yang ada. Jika ada mahasiswa yang menjadi joki, pihaknya memastikan akan mengeluarkan mahasiswa itu dari kampus.

Terkait dengan persiapan pelaksanaan ujian oleh panitia, Nasir mengatakan tidak ada kendala. "Informasi yang saya dapat hari ini (kemarin), semua berjalan baik dan tidak ada masalah untuk SBMPTN, termasuk koneksi internet, tidak mengalami kendala."

Secara terpisah, Rektor Universitas Negeri Manado Julyeta Runtuwene mengatakan, pihaknya meningkatkan pengawasan untuk mengantisipasi kasus perjokian pada SBMPTN. "Kami sudah berpengalaman, apalagi dengan sistem online, lebih aman dari perjokian," kata Julyeta.

Ketua Koordinator Humas Panitia Lokal 82 SBMPTN Muhammad Jufri di Makassar mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk meminimalkan peluang terjadinya perjokian. "Khusus joki memang mendapat perhatian dari panitia. Sudah disiapkan tindakan antisipasi dan pencegahan. Kami juga melakukan deteksi dini, bahkan disiapkan penanganan khusus," ujarnya, kemarin.

Pihaknya juga memutuskan melarang peserta SBMPTN untuk membawa telepon genggam ke dalam ruangan saat ujian SBMPTN berlangsung.

Wakil Ketua Koordinator Humas Panitia Lokal 82 SBMPTN 2018 Ishaq Rahman menambahkan, pengamanan dan pengawasan SBMPTN dilakukan secara ketat.

"Kami juga memberikan perimbangan, setiap ruangan SBMPTN diawasi 2 orang, 1 laki-laki dan 1 perempuan. Jika pengawas semua laki-laki, sungkan untuk memeriksa peserta perempuan, khususnya yang berhijab," ujarnya.

Jangan terlambat

Koordinator Humas Panlok 34 Bandung SBMPTN 2018, Ade Kadarisman, mengingatkan peserta untuk tidak terlambat datang. "Karena jika terlambat 30 menit dengan alasan apa pun, peserta tidak diizinkan mengikuti ujian," kata dia.

Saat pelaksanaan ujian, sambung Ade, peserta wajib membawa kartu tanda peserta dan foto kopi ijazah yang sudah dilegalisasi. Lulusan 2018 sekurang-kurangnya telah membawa surat keterangan lulus yang dilengkapi dengan pasfoto berwarna terbaru dan dibubuhi cap sekolah. "Peserta juga harus membawa pensil 2B, penghapus, dan peraut pensil."

Jumlah pendaftar SBMPTN 2018 ialah 860.001 orang, terdiri atas 341.290 pendaftar pada kelompok sains dan teknologi, 359.140 di kelompok sosial humaniora, dan 159.571 pada kelompok campuran. Sebanyak 833.820 peserta akan mengikuti ujian tulis berbasis cetak dan 26.181 peserta mengikuti ujian tulis berbasis komputer, termasuk 1.000 peserta akan menggunakan perangkat berbasis Android.

(Ant/H-2)