Wartawan, Pekerjaan Menantang

“WARTAWAN itu pekerjaan menantang, tetapi menarik,” kata Direktur Pemberitaan Media Indonesia Usman Kansong. Ia menyampaikan hal itu di hadapan pelajar dan mahasiswa di arena pameran Hari Pers Nasional ke-32 di GOR Agus Salim, Padang, Sumatra Barat, kemarin.

Ada beberapa hal menantang sekaligus menarik dari pekerjaan sebagai wartawan. Pertama, wartawan harus mau belajar setiap saat. Kedua, wartawan bertemu dengan banyak orang, dari rakyat biasa sampai presiden. Ketiga, wartawan mengunjungi banyak tempat, di dalam maupun luar negeri. Keempat, wartawan menjadi saksi sejarah. Kelima, wartawan hebat akan dikenal masyarakat.

Presenter Metro TV Aviani Malik dalam kesempatan sama menyampaikan pengalamannya di acara bertajuk Cerita di Balik Berita itu, yakni ketika dia bertugas meliput ke Jalur Gaza, Palestina. “Saya menyaksikan langsung gedung yang habis dirudal. Setiap saat kita bisa jadi sasaran peluru,” kenang Avi.

Namun, kata Avi, yang menarik ialah diri­nya berkesempatan mewawancarai sejumlah pemimpin Palestina. “Saya mewawancarai pemimpin Hamas Ismail Haniya dan Perdana Menteri Palestina Mahmoud Abbas.”

Usman juga menceritakan penculikan yang dialami dua wartawan Metro TV, yakni repor­ter Meutya Hafid dan juru kamera Budiyanto, di Irak pada 2004. “Itulah salah satu risiko menjadi wartawan,” ujar Usman.

Ia melanjutkan, menjadi wartawan tidak harus lulusan program studi jurnalistik atau ilmu komunikasi. Banyak wartawan berasal dari jurusan lain.

Bila diterima bekerja di media, wartawan pemula akan mendapat pelatihan. Namun, Usman mengingatkan menjadi wartawan harus punya passion dan vitalitas. Sebabnya, menjadi wartawan ialah panggilan jiwa. “Kalau ada yang bertanya apa syarat menjadi wartawan, saya selalu menjawab, harus punya vitalitas, semangat, ghirah,” pungkasnya. (Uks/H-3)