Balikpapan Kehabisan Vaksin Difteri

KOTA Balikpapan, Kalimantan Timur, kehabisan vaksin difteri untuk anak usia 5 tahun hingga 7 tahun. Padahal, kota tersebut dalam status kejadian luar biasa (KLB) difteri sejak awal tahun ini.

"Vaksin untuk usia 5 tahun hingga 7 tahun kosong. Dinas Kesehatan Kota Balikpapan kini masih menunggu (kiriman) vaksin dari Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim. Selain itu ADS (antidifteri serum) juga terbatas," kata Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, kemarin.

Oleh karena itu, langkah yang dilakukan saat ini untuk mengantisipasi meluasnya difteri ia meminta mayarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta menghindari kontak dengan terduga penderita difteri.
"Karena meskipun komitmen anggaran untuk KLB difteri dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi dipenuhi, yang menjadi persoalan kini adalah vaksinnya tidak ada," ujarnya

Menurut Rizal, ada beberapa hal yang harus diperbaiki dalam penanganan dan pencegahan penyakit difteri, antara lain Kementerian Kesehatan (Kemenkes) harus menyediakan laboratorium di ibu kota provinsi untuk pemeriksaan kultur bakteri penyebab difteri.

Selama ini, ujarnya, sampel yang diambil dari pasien terduga difteri harus dikirim ke Surabaya untuk pemeriksaan laboratorium sehingga memerlukan waktu paling cepat satu minggu. "Kendati provinsi memiliki laboratorium, harus disempurnakan," kata Rizal.

Menurutnya, keberadaan laboratorium di wilayah Kalimantan sangat diperlukan karena fasilitas penyimpanan vaksin yang dimiliki daerah sangat terbatas. Ia juga meminta semua rumah sakit (RS) untuk memperluas ruang isolasi karena saat ini setiap RS hanya memiliki satu ruangan isolasi, dan hanya RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo yang memiliki enam ruang isolasi.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota Palembang, Sumatra Selatan, menggelar rapat koordinasi bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), perwakilan puskesmas, rumah sakit, dan kecamatan se-Palembang dalam upaya menekan agar difteri tidak meluas. (SY/DW/H-2)