RSU Bunda Terima Pasien BPJS

SEIRING dengan era BPJS Kesehatan yang berjalan pada 2014, Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta pun turut menjadi provider bersinergi dengan program kesehatan pemerintah.

Sinergi yang dibentuk RSU Bunda Jakarta bersama dengan BPJS Kesehatan merupakan salah satu bagian dari bentuk sinergi untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Untuk itu, keduanya melakukan kerja sama secara resmi. Penandatanganan kerja sama itu dilakukan drg Bona Evita, AKK, selaku Kepala Cabang BPJS Kesehatan Jakarta Pusat dan Nanik Indriani SE selaku Direktur Utama PT BMHS.

Itu digelar di ruang Auditorium RSU Bunda Menteng, Jakarta Pusat.

RSU Bunda Jakarta dipilih sebagai salah satu provider BPJS Kesehatan karena memiliki fasilitas medis yang lengkap, memadai, dan telah melayani masyarakat sejak 1973.

Rumah sakit itu juga memiliki kamar rawat perawatan yang sangat modern.

RSU Bunda Jakarta, selain dikenal dengan layanan ibu dan anak, memiliki spesialis layanan unggulan seperti jantung, saraf, urologi, dan onkologi.

Berdasarkan laporan yang terah diaudit pada akhir 2016 terbaca program JKN-KIS sangat dirasakan masyarakat. Ini terlihat dari pemanfaatan kartu JKN KIS di 2016 secara nasional sebanyak 177,8 juta kunjungan ke fasilitas kesehatan.

Angka kunjungan terus meningkat dari 2014 sebanyak 92,3 juta dan 2015 sebanyak 146,7 juta.

Total pemanfaatan 2016 terdiri atas kunjungan ke fasilitas kesehatan tingkat pertama, seperti puskesmas, klinik pratama, dan dokter praktik perorangan mencapai sekitar 120,9 juta kunjungan.

Sementara itu, rawat jalan di poliklinik dan rumah sakit ialah 49,3 juta serta rawat inap 7,6 juta.

Dengan hadirnya layanan BPJS Kesehatan di RSU Bunda Jakarta, masyarakat sekitar tidak perlu repot lagi mencari rumah makit dengan pelayanan dan fasilitas yang terbaik untuk masyarakat.

Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan rumah sakit swasta khususnya RSU Bunda Jakarta dapat memegang komitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat tanpa menarik biaya apa pun, kecuali jika ada peserta naik kelas perawatan sehingga peserta harus membayar selisihnya. (*/H-5)