Anak Harus Berani Laporkan Kekerasan

MENTERI Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise mengatakan kekerasan pada anak paling sering terjadi di lingkungan terdekat anak seperti keluarga dan sekolah.

"Mama Yo (Yohana Yembise) tekankan kepada anak-anak untuk menjadi pelopor dan pelapor. Berani bersuara jika terjadi kekerasan kepada kalian. Pemukulan kepada anak dengan alasan apa pun tidak dibenarkan

menurut Undang-Undang Perlindungan Anak," kata Menteri Yohana saat membuka Kampanye Bersama Lindungi Anak di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Kegiatan tersebut sebagai langkah strategis meningkatkan pemenuhan hak anak di daerah itu.

Sesuai dengan indeks komposit kesejahteraan anak (IKKA) di Manggarai Barat, pemenuhan hak anak baru mencapai 54,09 atau berada pada status pencapaian rendah di peringkat 423 dari 511 kabupaten dan kota.

Ia juga mengatakan hak-hak anak tidak boleh diabaikan, termasuk anak-anak di desa-desa, karena anak-anak yang akan melanjutkan Indonesia di masa depan.

"Saya mengajak seluruh masyarakat Labuan Bajo untuk bersama lindungi anak," ujarnya.

Menurutnya, kondisi wilayah Manggarai Barat yang terdiri atas pulau-pulau kecil menjadikan urusan pemenuhan hak anak di Manggarai Barat cukup kompleks.

Selain itu, hal tersebut terbentur pada masalah sosial budaya masyarakat yang belum peka terhadap hak anak.

Oleh karena itu, ujarnya, peran pemimpin, tokoh masyarakat, dan tokoh adat sebagai roda penggerak bagi perubahan persepsi masyarakat perlu diupayakan agar peduli terhadap hak-hak anak.

Ia juga mengatakan memenuhi hak anak dan menghapus segala bentuk diskriminasi dan kekerasanpada anak dapat membantu anak tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi optimal di masa depan sebagai penerus bangsa.

"Saya ingatkan kepada anak-anak jangan ada perkawinan usia anak atau menikah usia dini di Labuan Bajo. Belajar, berkreasi, dan berprestasilah kalian supaya bisa jadi menteri dan pemimpin-pemimpin di masa depan," tambahnya.(PO/H-2)