Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
KETERBATASAN ekonomi sempat membuat Febriyanti Siahaan mengurungkan niat mengenyam bangku kuliah. Meski tekadnya untuk kuliah tidak terbendung, berulang kali kedua orangtua mengingatkan dia untuk menunda keinginan tersebut. Orangtua ingin Febri langsung bekerja. Siapa sangka, asa Febri untuk menggapai cita-citanya kembali menyala ketika menerima berita bahwa ia diterima kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) tanpa harus mengeluarkan biaya kuliah sepeser pun.
"Waktu saya tahu bahwa saya mendapat uang kuliah tunggal (UKT) nol, saya langsung memeluk orangtua sambil menyampaikan kabar gembira tersebut," ujar Febri saat ditemui di rumahnya di kawasan Batu Aji, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Senin (5/6). Berdasarkan pers rilis dari Humas UGM, sejak masih duduk di bangku SMA, Febri memantapkan hati ingin melanjutkan studi di bidang farmasi karena dapat memberikan kontribusi bermanfaat bagi masyarakat. Ia sengaja tidak memberitahukan kepada orangtua saat mendaftarkan diri di UGM melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) karena takut membebani pikiran orangtua.
"Bagi saya kuliah itu harus, karena dengan kuliah kita bisa berkembang. Tapi kalau orangtua sudah bilang seperti itu kan tidak mungkin kita paksa. Jadi saya hanya bawa dalam doa dan benar-benar tidak menyangka saya akhirnya bisa kuliah di kampus yang saya inginkan," ungkap anak bungsu dari empat bersaudara itu. Orangtua Febri kini tidak lagi memiliki penghasilan tetap.
Ayahanda Febri yang sebelumnya bekerja sebagai satpam di kawasan perumahan daerah Nagoya Batam harus berhenti beberapa tahun lalu karena ada penyakit pada kaki. Ibunda Febri yang membuka kios kecil di depan rumahnya juga gulung tikar karena sedikit modal yang dimiliki akhirnya habis dipakai untuk keperluan lain. Untuk kebutuhan sehari-hari, mereka hanya mengharapkan dukungan dari kakak-kakak Febri yang sudah bekerja. Rentejer Panjaitan, ibunda Febri, tidak kuasa menahan tangis ketika menceritakan tentang upaya Febri untuk dapat kuliah. Menjelang keberangkatan Febri ke UGM, sang ibunda menitipkan pesan.
"Tidak semua orang bisa dapat kesempatan seperti ini. Ini adalah berkat Tuhan. Jadi rajinlah belajar. Waktunya dimanfaatkan supaya dia berhasil nanti," ucap Rentejer. (AT/S-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved