Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

PT Semen Indonesia Terima Sri Kehati

Denny Parsaulian Sinaga
09/6/2017 11:12
PT Semen Indonesia Terima Sri Kehati
(Direktur Produksi dan Strategi Bisnis Semen Indonesia, Johan Samudera (tengah) menerima penghargaan dari Ketua Dewan Pimpinan Yayasan Kehati, Ismid Hadad (kanan)---Antara/Teguh)

PT Semen Indonesia (persero) Tbk menerima Awarding Sri Kehati Appreciation 2017 dari Yayasan Sri Kehati. Perusahaan itu dinilai sebagai salah satu emiten terbaik yang berkomitmen pada pelestarian lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan.

Penghargaan akan diserahkan Ismid Hadad selaku pimpinan Yayasan Kehati kepada Johan Samudera, Direktur Produksi dan Strategi Bisnis Semen Indonesia pada Rabu (7/6), di Hotel Shangri-La Jakarta.

Penghargaan itu juga diberikan karena adanya komitmen kuat PT Semen Indonesia untuk menjaga kelestarian lingkungan dalam setiap kegiatan operasional.

"Semen Indonesia mendapatkan apresiasi penghargaan karena Semen Indonesia memang sangat berkomitmen kuat dalam pemeliharaan lingkungan dalam setiap kegiatan operasional pembangunannya," kata Johan.

Dia menambahkan selama ini perseroan itu selalu mengutamakan kinerja lingkungan dan pengembangan masyarakat serta tata kelola perusahaan, perilaku bisnis, dan prinsip ketenagakerjaan dalam kegiatan operasional Perseroan.

Dia menjabarkan selama ini mereka selalu menerapkan prinsip triple bottom line yang meliputi planet, profit, serta people dalam operasional perusahaan sebagai strategi bisnis berkelanjutan.

"Jadi, perseroan tidak hanya mengedepankan keuntungan, tetapi juga pelestarian lingkungan dan pengembangan masyarakat," katanya.

Dalam hal pemanfaatan lingkungan, misalnya, PT Semen Indonesia telah berhasil memanfaatkan area bekas tambang tanah liat yang telah direklamasi menjadi embung dan digunakan sebagai sumber air untuk pertanian di Tuban.

Upaya yang dilakukan itu mampu meningkatkan cadangan air dan mampu meningkatkan produktivitas petani sekitar. Para petani mampu panen hingga tiga kali dalam setahun dari total luas sawah 133,5 hektare.

Sementara itu, area bekas tambang kapur dimanfaatkan untuk penghijauan dengan menanam pohon pelindung dan tanaman produktif serta tanaman buah.

"Masyarakat sekitar pabrik juga dilibatkan dalam penanaman berbagai jenis tanaman pangan seperti jagung dan kacang tanah, serta terus dilakukan pembinaan untuk dapat bekerja sama dengan dinas pertanian setempat. Kelompok masyarakat ini disebut sebagai petani green belt," imbuh dia.

Mengolah sampah
PT Semen Indonesia juga memiliki program penyelamatan lingkungan dengan memanfaatkan sampah perkotaan menjadi bahan bakar alternatif melalui proyek Refuse Drived Fuel (RDF) atau program Waste to Zero di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngipik, Kabupaten Gresik.

Mereka mengolah setidaknya 217 ton sampah perkotaan yang hasilnya dimanfaatkan antara lain untuk tanah uruk, kompos, dan bahan bakar biomass.

Selain kegiatan itu, PT Semen Indonesia telah membangun pembangkit listrik dengan memanfaatkan panas gas buang atau yang lebih dikenal dengan waste heat recovery power generation yang berlokasi di PT Semen Padang serta di pabrik Tuban yang masih dalam proses pembangunan dan sebesar 30,6 MW yang akan mengurangi emisi CO2 sebesar 122 ribu ton/tahun.

"Dengan diterapkannya Green Industry Concept pada seluruh lini, mulai penambangan, produksi, hingga pengelolaan area bekas tambang, tidak berlebihan jika Semen Indonesia Group dengan merek Semen Gresik, Semen Padang, serta Semen Tonasa dikatakan sebagai produk yang ramah lingkungan," jelas Johan.(RO/H-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya