Semua Suka Membaca

ANAK-ANAK langsung menyerbu mobil perpustakaan keliling milik Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jakarta Timur di Jalan Inspeksi Kali Ciliwung, Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, pertengahan Februari lalu. Layanan itu diberikan khusus untuk anak-anak korban banjir di kawasan tersebut. Selain anak-anak, sejumlah ibu dan remaja juga turut membaca buku.

"Sebenarnya kalau kita lihat di lapangan, anak-anak kita selalu bersemangat untuk membaca ketika diberi akses buku. Para pegiat literasi di daerah-daerah yang membuka lapak buku atau taman baca masyarakat selalu penuh dengan antusiasme anak-anak untuk membaca," ujar Duta Baca Indonesia Najwa Shihab, kemarin (Selasa, 16/5).

Tidak salah Najwa menyimpulkan bahwa persoalan sesungguhnya bukan pada minat baca masyarakat yang rendah, melainkan ketersediaan bahan bacaan berkualitas yang tidak merata ke seluruh negeri, khususnya daerah pelosok. Makanya, Nana biasa Najwa dipanggil sangat menyambut positif arahan Presiden Joko Widodo pada 2 Mei lalu kepada para pegiat literasi tentang penetapan satu hari gratis untuk pengiriman buku-buku ke daerah melalui Pos Indonesia.

Wakil Pemimpin Redaksi Metro TV itu bersama para pegiat literasi dan pustaka bergerak sedang menindaklanjuti arahan tersebut kepada Pos Indonesia. Bila hal itu bisa diimplementasikan, masyarakat akan berbondong-bondong turut mengirimkan buku ke daerah. "Kita tahu kendala di negara ini seperti infrastruktur sehingga biaya pengiriman buku ke daerah sangat mahal. Kebijakan Presiden itu akan sangat membantu," ujar Nana. Kegiatan peningkatan literasi di daerah sebenarnya sudah banyak dan beragam.

Di Sumatra Barat ada proyek percontohan dari Yayasan Gemar Mebaca melalui program Nagari Membaca yang mengantarkan buku ke rumahrumah penduduk sesuai dengan jumlah anggota keluarga. Buku-buku tersebut dipinjamkan selama dua minggu untuk diganti dengan buku yang lain setelah jatuh tempo. Nana menambahkan literasi yang kuat membuat masyarakat cerdas memilah informasi sehingga mampu menangkal hoaks.

Selebritas
Sejumlah selebritas juga mencintai buku. Sebut saja, Dewi Lestari yang juga penulis buku, penyanyi, sekaligus pencipta lagu. Menurutnya, membaca akan membuat seseorang terbuka terhadap ilmu pengetahuan. Dengan wawasan dan ilmu pengetahuan yang terbuka, tercipta suatu kebudayaan masyarakat yang gemar belajar. Kegemaran membaca membentuk masyarakat yang mampu berpendapat secara konstruktif dan lebih inklusif.

"Karena dalam membaca ada proses dialogis yang berjalan antara si pembaca dan yang ia baca. Semakin sering ia melakukan itu dan semakin beragam bacaannya, otomatis dinamika ilmu dalam khazanah pribadinya juga semakin kaya. Jika hal tersebut dilakukan mayoritas masyarakat, otomatis pula terbentuk kebudayaan yang sejalan," urai Dewi, kemarin. Dewi mengimbau agar setiap keluarga dapat menyediakan buku berkualitas di rumah agar bisa dibaca anak.

Happy Salma setali tiga uang dengan pandangan Dewi. Happy berpendapat bahwa kepribadian seseorang tidak terlepas dari yang dibaca dan dipelajarinya. Peran buku sangat besar dalam membentuk pribadi dan karakter seseorang. Happy merasa kematangan dirinya dalam berperan di dunia akting tidak terlepas dari kebiasaannya membaca buku, khususnya buku karya sastra Indonesia. (Mus/S-4)