TPP Batal, Investor Korsel Lirik Indonesia

KANDASNYA kerja sama perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Asia Pasifik (trans-Pacific partnership/ TPP) dipandang memberikan momentum yang baik bagi Indonesia. Indonesia mulai dilirik menjadi negara tujuan investasi di bidang padat karya.

Demikian diungkapkan mantan Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan (Korsel) John A Prasetio di Jakarta, kemarin. “Kebijakan Donald Trump memutuskan AS tidak lagi berpartisipasi dalam TPP sehingga apa yang digembar-gemborkan Vietnam bahwa mereka lebih kompetitif dalam labour intensive industry dengan ekspor ke AS mendapat tarif khusus itu sudah tidak terbukti,” terang John.

Menurut John, kebijakan yang dilakukan AS cenderung menguntungkan Indonesia sebab pada saat yang sama banyak perusahaan asal Korsel yang kemudian mengalihkan tujuan investasi padat karya mereka ke Indonesia. John mengungkapkan beberapa investor asal ‘Negeri Ginseng’ tersebut sudah menemui Menteri Perindustrian dan Kepala BKPM untuk menyampaikan minat berinvestasi di bidang garmen, tekstil, dan alas kaki.

Selain industri padat karya, dirinya juga meng­ungkapkan investasi Korsel yang sudah masuk ke Indonesia salah satunya di bidang petrokimia. Misalnya Lotte Chemical yang sudah melakukan pendekatan selama dua tahun dan saat ini sudah berhasil membeli lahan dari Krakatau Steel di Cilegon pada Desember lalu. Investasi yang akan masuk diperkirakan US$4 miliar-US$5 miliar untuk petrochemical project yang mulai dikucurkan pada pada tahun ini.

Lebih jauh, Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengatakan Korsel giat menanamkan modal di industri fisik yang menjadi fondasi dalam dunia industri seperti besi, baja, hingga petrokimia.

Besi dan baja merupakan bahan baku industri otomotif, elektronik, hingga galangan kapal. Sementara itu, petrokimia yang menghasilkan plastik dapat dimanfaatkan untuk segala macam industri turunannya. (Dro/Ant/E-2)