Privasi Mesti Diawasi

PERKEMBANGAN teknologi digital untuk layanan transportasi memiliki keekonomisan nilai, selain kecepatan dan efisiensi.

Namun, selain masalah kemudahan dan efisiensi, transportasi berbasiskan daring perlu memikirkan layanan konsumen yang baik. Proteksi data konsumen harus diperhatikan oleh perusahaan pengguna teknologi digital.

Wakil Menteri Kementerian Keadilan dan Perlindungan Konsumen Federal Jerman Gerd Billen melihat perkembangan ekonomi digital di Indonesia begitu pesat dengan adanya aplikasi Uber, Grab, dan Go-Jek. Gillen mengatakan digitalisasi tidak hanya meningkatkan ekonomi digital, tapi juga ekonomi kepercayaan. Selain keamanan data pribadi, juga harus ada penyedia transportasi digital dan harus ada jaminan asuransi bagi konsumen.

“Mereka (aplikasi transportasi daring) harus ada asuransi. Selain itu, pengemudi harus dalam keadaan baik serta memiliki surat izin mengemudi selama beberapa tahun,” kata Billen dalam diskusi Digitalisasi Transportasi Publik, di Jakarta, Jumat (10/2).

Direktur Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Sudaryatmo mengatakan kesadaran akan proteksi data privasi di Indonesia masih rendah. Menurutnya, masyarakat Indonesia belum semuanya mengerti pentingnya keluhan di setiap layanan jasa. “Complain habit masyarakat kita masih rendah,” ujarnya.

Selama 2016 YLKI menerima aduan 781 laporan keluhan layanan transportasi digital. (Adi/E-2)