Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih Diharapkan bisa Tingkatkan Kesejahteraan Rakyat dan Kemajuan Desa

MENTERI Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menegaskan bahwa Koperasi Desa Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih menjadi harapan masyarakat desa untuk menjadi alat bagi perjuangan ekonomi rakyat untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan juga kemajuan desa di seluruh Indonesia.

"Kita berharap Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih ini bukan sekedar program, tapi memang memberi dampak bagi problematika sosial di Indonesia. Misalnya begini, subsidi pemerintahan hurusan banyak, kok kemiskinan di desa tidak turun, stunting masih tinggi, kemiskinan masih tinggi di desa. Nah karena itu keberadaan Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih ini memang tujuannya nanti alat ukurnya adalah berapa angka kemiskinan turun dan sebagainya dan ujungnya dan ujungnya adalah pertumbuhan ekonomi nasional," ucap Budi Arie di Kantor Kementerian Koperasi (Kemenkop), Sabtu (12/7).

Kopdes/Kel Merah Putih, lanjut dia, merupakan program untuk memutus mata rantai distribusi rentenir, tengkulak dan bisa memberikan akses masyarakat desa dalam hal permodalan, dalam hal distribusi barang-barang pokok dan sebagainya. 

Baca juga : Koperasi Desa Merah Putih Permudah Warga Dapatkan Barang Subsidi

"Jadi kalau dibilang rente, nanti prosesnya transparan, prosesnya melalui digital, sistem kalau bisa cashless. Tapi sebuah input apapun dari masyarakat kita terima, karena kita juga sudah bekerja sama dengan aparat peringkat hukum KPK dan Kejaksaan Agung yang punya program Jaga Desa," tegasnya.

Pemerintah, sambung Budi Arie, menginginkan agar Kopdes/Kel Merah Putih mampu mengungkit dan memberi sumbangsih bagi pemeratan ekonomi dan juga pertumbuhan ekonomi nasional .

"Yang pasti begini, tingkat kemiskinan ini masih banyak di desa dan kesenjangan ekonomi desa di banding kota sangat besar. Karena itu kita ingin kita ingin mewujudkan bagaimana koperasi bisa memberi sumbangsih bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Itu dari GDP kan jelas sekali dari angka GDP itu 14% cuma ekonomi desa (sementar) 86%nya ekonomi di kota," beber Budi Arie. (H-1)