Wapres Dukung KA Masuk Pelabuhan

TEKAD Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli untuk mengaktifkan kembali rel kereta api peninggalan penjajah Belanda di Pelabuhan Tanjung Priok mendapat dukungan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla.

"Memang rencananya sudah sejak awal ada walau dengan segala pertimbangan. Tapi, sekali lagi, kondisinya itu berbeda zaman dulu dengan sekarang, tidak bisa disamakan, tapi tetap dibutuhkan," ujar Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, kemarin.

Selama ini Wapres Jusuf Kalla dan Menko Rizal Ramli dinilai acap berseberangan.

Ide mengaktifkan jalur kereta langsung masuk pelabuhan kembali mengemuka setelah Rizal Ramli memimpin pembongkaran beton penutup rel di Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/9) pekan lalu.

Rizal mengatakan pengaktifan jalur kereta itu bertujuan mengurangi dwelling time (waktu bongkar muat barang) dari 7-8 hari menjadi 2,5 hari.

Pembongkaran itu merupakan tindak lanjut dari rencana pengaktifan jalur kereta di pelabuhan yang sudah disepakati PT KAI dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).

Saat dimintai konfirmasi, Kalla mengaku belum mendapatkan laporan mengenai hal tersebut.

"Saya belum dapat laporan itu," katanya.

Sebelumnya, menurut Deputi Bidang Sumber Daya dan Jasa Kemenko Kemaritiman dan Sumber Daya Agung Kuswandono, jalur kereta dari Cikarang ke Pasoso tersambung.

Akan tetapi, masih menyisakan jalur kereta dari Pasoso ke Tanjung Priok yang belum tersambung.

Pembebasan lahan untuk tiga lorong (gang) sepanjang 1 kilometer dan 2 kilometer itu sedang dilakukan. Waktu pembebasannya diperkirakan memakan waktu dua bulan.

Direktur Jenderal Direktorat Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko mengatakan pembangunan jalan rel masuk ke terminal Jakarta International Container Terminal (JICT) bisa dilaksanakan pada Oktober 2015.

Adapun, operasional ditargetkan pada Februari 2016 mendatang.

PT KAI memastikan akan membiayai kereta api ke pelabuhan tersebut.

"Sesuai penugasan dari Ditjen Perkeretaapian Kemenhub," ujar Kepala

Humas KAI Agus Komarudin kepada Media Indonesia, Jakarta, kemarin.

Namun, Agus belum bisa menyebutkan besaran biaya proyek tersebut.