Riset Pasar Jadi Kunci Pertama UMKM untuk Naik Kelas

USAHA mikro kecil dan menengah (UMKM) harus naik kelas dalam pengelolaan dan pengembangan produk, pemasaran, hingga tata kelola keuangan yang baik. Untuk mencapai itu, para pelaku UMKM harus melakukan riset terlebih dahulu sehingga bisa mengetahui kebutuhan pasar.

"Kalau kita ingin besar, kita harus tahu apa yang market butuhkan berdasarkan riset. Jadi, saya lakukan market research peta FnB di Indonesia dan luar negeri,” ujar CEO & Co-Founder HAUS! Gufron Syarif dalam Webinar UMKM Untuk Indonesia seperti yang diterima, Kamis (25/8/2022).

Baca juga: Bahas Kondisi Pangan Dunia, Sekjen Kementan Pimpin Pertemuan Asean

Gufron melanjutkan, sebelum mendirikan HAUS!, Tanah Air sedang dihebohkan dengan kemunculan kopi susu fenomenal dengan brand Tuku pada 2015. Dengan toko seluas 4x8 meter, Tuku bisa menjual kopi hingga 1.000 cup sehari dengan harga Rp15 ribu per gelas kemasan. 

“Saya pelajari seperti apa market Indonesia. Setelah itu, saya memutuskan masuk ke kategori Boba (bubble tea). Karena modal terbatas, saya mulai dari kelas menengah ke bawah. Sekitar 45% penduduk Indonesia justru menengah ke bawah, tapi daya beli tidak sebaik menengah ke atas,” tambahnya. 

Ia menambahkan, segmen minuman kekinian berkembang dengan kehadiran layanan online delivery beberapa tahun terakhir. UMKM, kata Gufron, memanfaatkan saluran teknologi termasuk e-commerce merupakan suatu keharusan. 

“Setelah Tuku, muncul brand toko lainnya. Artinya, saya harus belajar mengenai industri minuman grab and go. Sejak ada online delivery, pertumbuhan luar biasa. Saya pelajari market minuman kekinian dari Tiongkok. Bahkan ada brand kopi dari Tiongkok yang mampu IPO (initial public offering) di Nasdaq di Amerika Serikat,” katanya. 
 
Gufron menyarankan UMKM yang ingin naik kelas bisa mulai dengan menyasar pasar menengah ke bawah karena belanja modal yang lebih kecil dibandingkan langsung ke pasar kelas menengah ke atas. Menurutnya, UMKM tidak harus menyasar ke segmen kelas atas atau menengah karena jauh lebih penting ialah menjadi juara di kelas masing-masing. 

Tips selanjutnya ialah ketika mendapatkan keuntungan, UMKM harus menginvestasikan lagi untuk mengembangkan usaha. Ketika naik kelas, UMKM juga perlu menyediakan anggaran marketing sekitar 5% dari omset untuk membangun kesadaran secara online dan offline.  

“Yang penting juga ialah tim atau organisasi. Saya mencoba mapping kekuatan dan kelemahan saya, sehingga merekrut orang yang punya kelebihan. Saya bikin tim, walaupun ada yang harus dibagi tapi itu tidak masalah karena usaha juga berkembang,” tutupnya.

Baca juga:  Pembentukan Unit Khusus Penegakan Hukum di Kementerian ESDM Dapat Tanggapan Positif

Webinar UMKM Untuk Indonesia merupakan serial dari tema besar UMKM Bangkit, Ekonomi melejit yang diselenggarakan oleh PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna). Kegiatan tersebut akan berlanjut hingga pertengahan September 2022 dengan mengangkat tema UMKM Go Digital. 

Pembicara yang tampil pada webinar UMKM Go Digital di antaranya ialah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Agus Budi Setiawan dari toko Sampoerna Retail Community (SRC) Indra Jaya, Head of Marketing Lemonilo Irfan Prabowo, dan Executive Director-Strategic Collaboration iDea Arshy Adini. (RO/A-3)