Ekonomi Sejumlah Negara Mulai Terdampak Omicron

Varian Omikron saat ini sudah mulai memberikan tekanan terhadap prospek pemulihan ekonomi global yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Perekonomian global saat ini tumbuh hanya 0,7% dalam kurun waktu 3 bulan terakhir, atau setengah dari laju kuartal sebelumnya dan di bawah 1%, atau level sebelum krisis.

Saat ini pada perekonomian negara maju, berbicara tingkat kecepatan pemulihan ekonomi mulai terlihat melambat di Eropa dan Jepang. Untuk pasar negara berkembang pemulihan akan mulai melambat di Tiongkok, India, Brazil, Rusia, dan tentu saja Afrika Selatan sebagai basis dari Omikron.

Dari antara negara berkembang, ekonomi Tiongkok melemah yang membuat bank sentral Tiongkok (PBOC) menurunkan tingkat suku bunga pinjamannya kemarin.

Pemulihan yang rentan berikutnya adalah datang dari Jerman, Perancis, dan Italia yang mulai terlihat mengalami tekanan akibat adanya kenaikan kasus. "Hal ini membuat kami yakin bahwa Omikron telah memberikan dampak terhadap prospek pemulihan ekonomi global meskipun masih dalam kadar yang bisa diterima atau ditoleransi," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Rabu (22/12).

Namun hal ini juga menjadi perhatian, apabila pemerintah di masing masing negara tidak segera bertindak untuk mengatasi hal tersebut. Apalagi saat ini Singapura akhirnya juga melaporkan dugaan cluster terbaru dari Omikron yang masuk ke dalam tempat kebugaran.

Potensi penyebaran Omikron ini menjadi sangat menular bagi masyarakat dan kemungkinan akan kembali memicu potensi lockdown. Omikron di Amerika telah menyebar dan naik menjadi 73% dari semua kasus Covid-19 di Amerika.

Penularan yang sangat tinggi ini memang 4,2x lebih cepat daripada Delta yang membuat orang lebih mudah terpapar meskipun secara reaksi juga hampir sama seperti varian Delta.

Apa yang terjadi di Singapura telah membuat Perdana Menteri Lee Hsien Loong memberikan peringatan bahwa kedatangan Omikron dapat membuat Singapura mundur beberapa langkah untuk melakukan pembukaan kembali perekonomian sebelum melangkah maju.

Singapura sebetulnya salah satu negara yang tingkat vaksinasinya yang tertinggi di dunia. Hampir 96% dari masyarakatnya memenuhi syarat untuk vaksinasi, dan yang telah di vaksinasi lengkap berjumlah sekitar 87% dari total populasi, serta lebih dari 1/3 nya telah mendapatkan suntikan booster.

Singapura juga mulai merencanakan untuk melakukan vaksinasi terhadap anak anak dari usia 5 tahun hingga 11 tahun.

Thailand pun melakukan sikap pencegahan, dengan menghentikan program masuk tanpa karantina karena potensi penyebaran Omikron yang dibawa oleh turis asing.

Perdana Menteri Thailand bersama dengan Panel Covid 19 akhirnya menangguhkan persetujuan mengenai masuk bebas karantina hingga 4 Januari mendatang.

Panel Covid-19 akan menilai kebijakan lebih lanjut pada tanggal 4 Januari nanti. Saat ini Thailand sepertinya jauh lebih siap dengan situasi dan kondisi, sehingga kekhawatiran akan lockdown semakin mengecil. Meski demikian Thailand tahu apa yang harus dilakukan di tengah situasi dan kondisi saat ini. Thailand sudah meminta kepada warganya untuk tidak bepergian apabila tidak diperlukan terutama ke Eropa, Amerika, Afrika, dan Timur Tengah.

Apabila Thailand kembali melakukan pembatasan, maka diperkirakan akan menyebabkan kontraksi ekonomi sebesar 0,3% pada tahun 2022.

"Omikron sudah mengganggu prospek pemulihan ekonomi global. Apabila pemerintah tidak segera melakukan pencegahan, pemburukan akan terjadi lebih cepat. Langkah langkah alternatif untuk menopang perekonomian harus mulai digalakkan dari sekarang," kata Nico.

Tidak terkecuali Jepang, yang akhirnya Jepang  memulai industri chip dengan mulai menawarkan 10 triliun yen atau US$88 miliar untuk berinvestasi dalam pembuatan chip dari Jepang.

Pendanaan tersebut diharapkan dapat berlanjut hingga beberapa tahun ke depan. Kekurangan chip yang tengah terjadi saat ini membuat negara negara mendorong industri chip dan menopang pasokan khususnya terhadap kebutuhan dalam negeri. "Hal ini tentu memberikan sambutan yang positif. Sebab meski Omikron masih menjadi perhatian pelaku pasar dan investor,

namun hampir di semua negara sudah memprediksi bahwa hal ini akan terjadi. Sehingga mereka menyiapkan langkah langkah yang lebih cepat, maju untuk mempertahankan prospek pemulihan ekonominya," kata Nico. (OL-12)