Membangun Citra Positif Perusahaan dengan Komunikasi

PEPATAH bijak mengatakan bahwa dengan komunikasi segala urusan yang pelik dapat diselesaikan. Setiap orang sejatinya merupakan pemasar yang merupakan komunikator ulung dalam menciptakan citra baik bagi perusahaan dan produk yang dihasilkan.

"Everybody is marketer. Bayangkan besarnya kekuatan itu apabila kita mengomunikasikan sisi positif dari PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) supaya perusahaan yang sudah beranjak ke-18 tahun ini bisa lebih banyak dikenal orang, bisa lebih banyak dikenal dunia trading, dunia pangan, tidak hanya di indonesia, tetapi juga di dunia internasional. Saya yakin kita semua pasti bisa," ulas Direktur Utama PPI Nina Sulistyowati dalam keterangan resmi, Selasa (15/6).

Hal itu disampaikan Nina saat PPI menyelenggarakan Talkshow bersama Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga dengan tema Upgrade Your Communication Skill. Acara ini dilakukan secara hibrida, online dan offline, sesuai protokol kesehatan ketat, Senin (14/6).

Dalam paparannya, Arya mengungkapkan bahwa modal dasar dalam berkomunikasi yaitu dengan mengenal diri sendiri, potensi diri, kelebihan, dan kekurangan diri. "Kita wajib mengidentifikasi hal-hal positif yang dimiliki dan mengomunikasikan setiap pekerjaan yang dilakukan kepada khalayak untuk membentuk citra baik dengan merek yang dikenal masyarakat. Kita harus mengetahui diri sendiri, potensi, ke depan mau seperti apa, mesti bangun brand diri kita sendiri, bangun branding BUMN kita tercinta supaya kita mendapatkan kepercayaan, kemudahan, di mana pun kita berada," terang Arya.

Acara tersebut merupakan rangkaian dari HUT PPI ke-18 yang akan jatuh pada 19 Juni 2021 dengan tema besar Sinergi Kembangkan Potensi, Wujudkan Mimpi. Tujuan dari talkshow tersebut adalah dalam rangka meningkatkan pengetahuan dalam kemampuan berkomunikasi yang baik di seluruh level karyawan PPI. Komunikasi merupakan salah satu modal utama untuk menjadi BUMN trading yang unggul untuk dapat bersaing dalam lingkup perdagangan dalam negeri dan luar negeri dan BUMN klaster pangan lain dalam menyampaikan proses dan potensi bisnis perusahaan kepada para pemangku kepentingan ynag juga terbuka untuk umum.

Melalui kegiatan ini menanamkan kesadaran bahwa setiap insan PPI ialah marketer yang dituntut untuk mengenali perusahaannya seperti produk yang diperdagangkan agar mampu meningkatkan brand awareness dan kinerja korporasi. Sebagai BUMN perdagangan di klaster pangan, PPI berperan secara aktif dalam pemenuhan timeline pembentukan Holding BUMN Pangan dan proses penggabungan PT BGR ke dalam PPI.

Tentu harapan potensi perusahaan menjadi lebih besar dalam rantai pasok pangan sebagai agent development untuk mencapai visi dan misi pemenuhan pangan nasional. Perusahaan pun mampu melakukan penyerapan ekosistem UMKM, petani, peternak, dan nelayan sebagai sumber pasokan distribusi dalam negeri dan ekspor ke mancanegara. (OL-14)