Perbankan Syariah Harus Bisa Hasilkan Produk Bagus dan Murah

KETUA Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, perbankan syariah harus bisa menghasilkan produk yang memiliki kualitas bagus, harga murah, produknya bervariasi, dan dapat diakses oleh seluruh kalangan masyarakat Indonesia.

Hal ini perlu dilakukan agar produk keuangan syariah dapat memenuhi keinginan masyarakat Indonesia yang didominasi oleh penduduk muslim. “Kita tahu dalam hal ini antara kebutuhan masyarakat akan produk syariah dengan kemampuan lembaga syariah nggak sebanding. Lembaganya dibanding total produk perbankan masih kecil. Permodalan juga masih terbatas, di mana masih terdapat 6 bank syariah yang punya modal inti di bawah Rp2 triliun dari total 14 bank umum syariah per Desember 2020,” ungkapnya dalam webinar Perbankan Syariah; Peluang dan Tantangan Perbankan Syariah Pasca Merger Bank Syariah BUMN, kemarin.

Menurut Wimboh, jika perbankan syariah dapat menghasilkan produk yang dapat memenuhi keinginan masyarakat, otomatis market share keuangan syariah bisa mendominasi. “Untuk itu kami mendorong kita punya lembaga keuangan syariah yang kompetitif, modalnya kuat, inovasi produknya banyak di mana produk yang ada di konvensional ada di syariah, kualitasnya bagus dan bisa diakses masyarakat luas di mana saja,” kata dia.

Lebih lanjut, lahirnya Bank Syariah Indonesia (BSI) merupakan jawaban yang tepat saat ini. Pasalnya, dengan melakukan merger dari tiga Bank Syariah BUMN, BSI diharapkan dapat memberikan produk yang memiliki tak kalah dari perbankan konvensional.

"Kami ajak BSI ayok jangan sampai masyarakat bilang mereka enggak temukan produk yang ada di konvensional tapi juga ada di syariah. Apa pun itu mulai dari jenis kredit dan lainnya. Jadi kita jawab tantangan ini. Dalam pembiayaan juga kita ciptakan dan masyarakat yang baik agar eligible. Sehingga ekosistem ini yang kita ciptakan bersama akan menjadi major player di sektor keuangan Indonesia,” pungkasnya. (Des/S2-25)