Tak hanya Berhadiah, Kompetisi Wirausaha Tambah Ilmu dan Jaringan

BISA memenangi kompetisi wirausaha dan mendapat hadiah hibah modal usaha tentu sangat menyenangkan. Terlebih di masa sulit seperti sekarang, tambahan modal usaha sangat dibutuhkan. Namun lebih dari itu, ada manfaat lain yang tak kalah besar nilainya. Yakni, bekal ilmu dan pengalaman berharga, serta jejaring  yang sangat berguna untuk mengembangkan usaha ke depan.

Hal itulah yang diungkapkan para juara kompetisi wirausaha Diplomat Success Challenge (DSC) XI. Tahun ini, kompetisi yang rutin digelar sejak 2010 oleh Wismilak Foundation itu dimenangi oleh tiga wirausahawan perempuan. Mereka ialah Arlin Chondro dengan bisnis aromaterapi Peek.Me Naturals, Lidya Angelina Rinaldi dengan bisnis food & beverage berbahan baku vanilla yaitu La Dame in Vanilla, serta Anisa Azizah dengan bisnis inovasi beton berpori bernama Tech Prom Lab. Masing-masing womenpreneur itu meraih hibah modal usaha Rp300 juta. Khusus untuk Arlin Chondro yang terpilih sebagai Best of the Best Challenger,  mendapat apresiasi tambahan senilai Rp50 juta.

Baca juga: UMKM Bisa Berkembang Dibutuhkan Wirausaha Handal

“Pastinya, hibah modal usaha ini akan saya manfaatkan seoptimal mungkin untuk mengembangkan bisnis. Lebih dari itu, mengikuti kompetisi DSC memberi saya banyak ilmu dan pembelajaran, serta jaringan yang pastinya sangat berguna untuk pengembangan usaha saya,” tutur Arlin Chondro, Founder & CEO Peek.Me Naturals.

Hal senada diungkapkan Lidya Angelina, Founder La Damme in Vanilla. “Saya mendapat banyak masukan dari para mentor, terutama soal mempertajam edukasi petani vanili agar kualitas kontrol produknya terjaga karena akan memengaruhi produk turunannya. Juga masukan soal menjaga loyalitas pelanggan, kolaborasi dengan brand-brand lokal, serta memperluas pasar ke luar negeri,” paparnya.

Tidak jauh berbeda bagi Anisa Azizah, Co-founder & CEO Tech Prom Lab. Menurutnya DSC dapat membuka kesempatan yang lebih luas bagi bisnis yang baru dia rintis. “Tech Prom Lab merupakan startup yang berfokus pada inovasi material bangunan. Kami baru berdiri sejak 2018, sehingga untuk dapat bersaing di gelaran DSC XI merupakan pengalaman yang cukup menantang. Ternyata menurut para mentor dan Dewan Komisioner, teknologi yang kami terapkan pada inovasi beton berpori memiliki potensi besar di masa depan. Ilmu serta hibah modal usaha yang saya dapatkan dari DSC XI pastinya akan berperan besar untuk perkembangan Tech Prom Lab ke depannya.”

Selain ketiga pemenang di atas, para pemenang lain yang juga meraih hibah modal usaha dalam gelaran DSC XI yakni Adam Abdulah (Wah Gede Banget) Rp150 juta dan Dedhy Bharoto (Lumbung Alum) Rp120 juta. Tiga grand finalist lainnya mendapatkan hadiah apresiasi serta gelar istimewa, yaitu Robby Sabastian Irawan (HOMI) sebagai Potential Business Idea, Hendi Suryo Leksono (Geladogs) juga sebagai Potential Business Idea, dan Rengkuh Banyu Mahandaru (Plépah) sebagai The Most Social Impact Business. Seluruh pemenang DSC XI akan mendapatkan pendampingan bisnis dari DSC selama 2 tahun ke depan, serta bergabung dengan jejaring wirausaha Diplomat Entrepreneur Network (DEN).

Ajang DSC memang lebih dari sekadar kompetisi wirausaha. Dalam 11 tahun perjalanannya, DSC menjelma menjadi sebuah program terintegrasi dan memiliki visi lebih besar, yaitu membangun ekosistem wirausaha yang kuat agar dapat berkontribusi demi percepatan pembangunan Indonesia.

DSC XI yang mengangkat tema #BikinGebrakan dibuka sejak 14 Agustus 2020. Kompetisi ini menyediakan hibah modal usaha dengan nilai total Rp2 miliar. Meski diselenggarakan di tengah pandemi Covid-19, DSC XI terus berjalan serta beradaptasi dengan format semi virtual untuk mengakomodir proses sosialisasi maupun roadshow. Namun, secara mengejutkan antusiasme peserta pada DSC XI terbilang cukup besar. Terbukti, jumlah pendaftar melonjak hingga 25% dari tahun lalu, yakni mencapai 15.589 pendaftar yang kemudian disaring melalui berbagai tahapan seleksi. Sebagian tahapan seleksi ditayangkan dalam format web series sehingga bisa menjadi bahan pembelajaran bagi khalayak, terutama para pebisnis muda.

“Perjalanan DSC XI  pada 2020 merupakan pengalaman baru pula bagi kami sebagai penyelenggara. Di tengah kondisi pandemi, kami yakin dapat beradaptasi dan terus berjalan demi para wirausahawan yang membutuhkan kesempatan dan dukungan untuk tetap berkembang di masa yang kurang menguntungkan bagi iklim bisnis ini,” ungkap  Program Initiator DSC, Edric Chandra.

Dalam menjaring wirausahawan muda potensial, selama gelarannya DSC XI menggandeng 4 mentor nasional untuk mengawal audisi hingga mendampingi challengers (peserta yang berhasil masuk tahap Market Challenge) selama masa pejurian. Mereka adalah Handoko Hendroyono (Co-founder M Bloc Space & Filosofi Kopi), Inez Stefanie (Co-founder & Managing Director Supernovae), Helga Angelina, (Co-founder Burgreens), serta Ario Pratomo (entrepreneur, content creator, dan investor). Adapun seleksi di tahap grand final dilakukan oleh Dewan Komisioner DSC XI yang terdiri dari Direktur Wismilak Group, Surjanto Yasaputera; Akademisi & Direktur HighScope Indonesia, Antarina SF Amir; dan CEO R66 Media, Entrepreneur & Public Speaker, Helmy Yahya.

Ketua Dewan Komisioner DSC XI  Wismilak Foundation, Surjanto Yasaputera, mengungkapkan, DSC menjaring wirausahawan potensial yang memiliki kualitas 3P yakni Paham, Piawai, Persona. Pihaknya bersyukur karena dapat terus bertemu talenta-talenta bisnis Indonesia yang luar biasa setiap tahun melalui ajang DSC. “DSC XI telah berakhir, kini waktunya bagi kita mewujudkan ide bisnis yang sudah kita rencanakan dan mulai mengembangkan bisnis yang sudah berjalan. Bagi calon peserta yang belum berkesempatan mengikuti rangkaian DSC XI, selalu ada kesempatan lain. Mari kita bertemu di DSC XII, dan #BikinGebrakan!” pungkasnya. (RO/A-1)