Pelancong Asing mulai Meningkat

BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat mulai naiknya jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berlibur di Indonesia sebagai dampak dari pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Meski demikian, kenaikan itu masih jauh dari jumlah dalam kondisi normal sebelum pandemi covid-19.

“Jumlah wisman pada Juni 2020 adalah 160.280 kunjungan, turun 2,06% dibandingkan bulan sebelumnya. Kalau dibandingkan secara tahunan, terjadi penurunan 88,82%.

Meski demikian, ini menunjukkan relaksasi PSBB membuat wisman mulai berdatangan, tetapi posisinya masih jauh dari posisi normal,” terang Kepala BPS Suhariyanto saat memaparkan rilis secara virtual, kemarin.

Ia menambahkan, wisatawan mancanegara yang masuk Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta mengalami kenaikan sebesar 130,3% atau 9.100 orang. Namun, jumlah tersebut masih terlampau jauh dari jumlah kedatangan di pintu masuk yang sama pada Juni 2019, yakni 190 ribu kunjungan.

“Meski begitu, sesudah adanya relaksasi PSBB, mulai ada geliat wisman dan transportasi dengan catatan memang masih jauh dari normal,” tambah Suhariyanto.

Secara keseluruhan, jumlah wisatawan mancanegara yang datang melalui jalur udara memiliki porsi sebesar 0,9% atau 1.500 orang dari total wisatawan yang masuk Indonesia.

Adapun wisatawan yang masuk melalui jalur laut mencapai 49,5 ribu orang atau 30,9%, dan wisman yang datang melalui jalur darat mencapai 109,4 ribu orang atau 68,2%.

Suhariyanto mengatakan mayoritas wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia pada Juni 2020 berasal dari Timor Leste, yakni mencapai 51,5% atau 82,5 ribu orang.

Kemudian diikuti wisatawan asal Malaysia sebanyak 39,2% atau 62,8 ribu orang. “Jadi perlu upaya keras untuk menarik wisman ke Indonesia. Kunci pentingnya ialah
covid-19 harus segera berlalu dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Secara kumulatif, selama Januari 2020 hingga Juni 2020 jumlah wisman yang datang ke Indonesia ada 3,98 juta, turun 59,96% jika dibandingkan dengan tahun 2019,” sambungnya.
 

Pembangunan pelabuhan

Di kesempatan terpisah, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menargetkan pembangunan Pelabuhan Sampalan di Pulau Nusa Penida dan Pelabuhan Bias Munjul di Pulau Nusa Ceningan, Kabupaten Klungkung, Bali, dapat rampung dalam waktu sembilan bulan dari saat ini atau tidak sampai melebihi Juni 2021.

“Saya minta Pak Dirjen harus selesai, jangan sampai lebih bulan Juni. Insya Allah bisa selesai dalam waktu sembilan bulan,” kata Budi saat menyampaikan sambutan pada peletakan batu pertama pembangunan kedua pelabuhan itu, kemarin.

Pembangunan Pelabuhan Sampalan dan Bias Munjul tersebut merupakan bagian dari rencana pembangunan Pelabuhan Segitiga Sanur, Kota Denpasar, dan Nusa Penida-Nusa
Lembongan, Klungkung, yang berada di tenggara Pulau Bali.

Biaya pembangunan Pelabuhan Sampalan dan Bias Munjul tersebut dianggarkan sebesar Rp196,3 miliar dari APBN. Pembangunan Pelabuhan Sampalan membutuhkan anggaran
Rp86,7 miliar dan untuk di Bias Munjul menyerap anggaran sebesar Rp119,6 miliar.

Tahun depan, Kemenhub juga berencana memberikan bantuan kapal sehingga masyarakat yang ingin bersembahyang ke Nusa Penida tidak perlu lagi angkat-angkat kain karena
takut basah terkena air laut. (RO/E-2)