Imbas PSBB, Pergerakan Pesawat di Bandara Soetta dan Halim Turun

PEMBATASAN Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta sudah dimulai sejak 10 April kemarin. Seiring dengan ini, operasional penerbangan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma mengalami penyesuaian. Data per 11 April, di Bandara Halim Perdana Kusuma terjadi penurunan penerbangan mencapai 29,33% dibandingkan sehari sebelumnya.

“Penurunan jumlah penerbangan menandakan bahwa maskapai dan masyarakat memang telah memahami dan mematuhi berlakunya PSBB DKI Jakarta,” ujar President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin melalui keterangan resminya pada Media Indonesia, Senin (13/4).

Baca juga: 1,65 Juta Warga Sudah Jadi Korban PHK Akibat Wabah Korona

Pada 10 April tercatat 75 pergerakan pesawat atau turun 20,21% dibandingkan dengan 9 April yang sebanyak 95 pergerakan. Pada 11 April di Halim Perdanakusuma terdapat 53 pergerakan pesawat atau turun 29,33% dibandingkan dengan 10 April.

Selain itu, sejalan dengan dipatuhinya pemberlakuan PSBB oleh masyarakat, pergerakan pesawat di Soekarno-Hatta pada 10 April tercatat 328 pergerakan atau turun 3,24% dibandingkan dengan 9 April sebanyak 339 pergerakan pesawat. Kemudian, pada 11 April jumlah pergerakan pesawat adalah 253 pergerakan atau turun 22,86% dibandingkan dengan 10 April.

“Jumlah penerbangan di Soekarno Hatta mengalami penurunan dengan load factor pesawat diperkirakan juga tidak lebih dari 50% seiring dengan PSBB yang memang dipatuhi warga Jakarta. Penerbangan lebih banyak dioperasikan di rute domestik, dan sangat sedikit untuk di rute internasional seiring dengan pandemi global Covid-19,” paparnya.

Awaluddin menuturkan bahwa operasional penerbangan yang masih terlihat sedikit bergairah adalah penerbangan kargo.

“Penerbangan kargo dibutuhkan untuk mengangkut alat-alat medis dan berbagai bantuan. Untuk hari ini ada 3 penerbangan kargo di Soekarno-Hatta.” tandasnya.

Adapun saat ini PT Angkasa Pura II telah menetapkan status Minimum Operation di Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma. Artinya, dilakukan penyesuaian pola operasional dengan optimalisasi fasilitas sesuai dengan lalu lintas pesawat dan penumpang pesawat.

Status Minimum Operation juga membuat personel operasional di bandara dapat menerapkan konsep kerja dari rumah (work from home/WFH) sehingga menurunkan risiko terpapar Covid-19. (OL-6)