90% Lahan Ibu Kota Baru Milik RI, Spekulan Gigit Jari

MENTERI Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil menyebut sebanyak 90% dari total 180 ribu hektare (ha) lahan yang disiapkan menjadi ibu kota baru sudah dikuasai negara.

Hal tersebut akan memudahkan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan karena tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk melakukan pembebasan lahan.

Hanya saja, sebagian besar lahan tersebut berupa Hutan Tanaman Industri (HTI) yang masa konsesinya masih belum berakhir.

Baca juga: Ibu Kota Baru Ditargetkan Rampung 5 Tahun

Tetapi, menurut Sofyan, hal itu tidak menjadi masalah karena konsesi bisa dibatalkan untuk keperluan negara yang lebih besar.

Lagi pula, pembangunan akan berlangsung secara bertahap, sehingga masa konsesi mungkin sudah berakhir ketika lokasi tersebut akan digunakan.

"Jadi dari 180 ribu ha itu paling kita akan bangun inti dulu, bisa jadi hanya tiga ribu ha. Jadi membangun 180 ribu ha itu masih sangat panjang," jelas Sofyan.

Ia pun bersyukur dengan pemanfaatan lahan HTI karena mencegah terjadinya penguasaan lahan oleh pihak-pihak di luar pemerintah.

Terlebih, kegiatan di lokasi itu bisa membawa pengaruh positif bagi perekonomian daerah sekitarnya setempat.

"Bagusnya kan itu tanah negara, mudah kita atur. Tidak seperti di Jakarta sekarang, mencari satu hektare saja susah setengah mati," ujarnya. (Pra/A-3)