Melihat kondisi perekonomian Indonesia saat ini yang sedang dalam keadaan terpuruk, berbagai usaha dilakuakan oleh kalangan pemerintah dan juga kalangan akademisi untuk kembali menyeimbangkan perekonomian Indonesia, salah satunya kampus Trisakti yang menjadi mitra pertama dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendirikan sebuah lembaga keungan Bernama Center Financial Inclusion (CFI).
Center Financial Inclusion (CFI) yang merupakan sebuah lembaga kajian keuangan dibawah Fakultas Ekonomi, diresmikan secara langsung oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad bersamaan dengan Seminar Nasional Government and Corporate’s and Financial Conglomeration For Sustainability di Kampus Trisakti, Grogol, Jakarta Barat. Selasa (29/09/2015).
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti Bambang Sudariyono menyebutkan bahwa dengan terbentuknya CFI di Usakti, diharapkan Usakti mampu berperan sebagai mediator antara OJK dengan masyarakat yang dalam hal mendidik masyarakat supaya mengerti tentang masalah-masalah finance. "Salah satu faktor masalah perekonomian adalah sistem ekonomi serta kondisi politik pada sebuah Negara, sehingga dibutuhkan sebuah lembaga kajian keuangan untuk meningkatkan kegiatan perekonomian dalam lingkungan yang kompetitif dan memastikan bahwa masalah yang dihadapi dapat diselesaikan," Ujar Bambang.
Kampus yang biasa disebut sebagai kampus reformasi tersebut menjadi kampus pertama di Indonesia yang memiliki lembaga Edukasi Keuangan resmi dari OJK, yang memiliki tugas sebagai lembaga edukasi untuk mensosialisasikan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat dan pelaku bisnis tentang Finance Inclusion. Ketua pelaksana sekaligus merangkap sebagai ketua CFI Eleonora Sofilda mengatakan bahwa CFI selain dijadikan sebagai lembaga kajian keuangan, lembaga ini juga diharapkan menjadi lembaga yang akan menaungi dan membantu seluruh aktifitas-aktifitas riset dan lingkungan Fakultas Ekonomi dan lembaga-lembaga ekononomi dan lembaga riset lainnya.
"Lembaga keuangan ini kan semacam suatu faktor penggerak saecara keseluruhan dari krisis ini. Sehingga kita dapat memberikan dukungan dalam pembangunan negara. Paling tidak mereka paham cara bertransaksi, mereka mengerti bagaimana merekan berinvestasi dengan baik di pasar modal," Ungkap Eleonora. Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad mengatakan bahwa salah satu tugas OJK adalah membuka akses keuangan kepada masyarakat seluas-luasnya, "inclusion itu lawan dari eklusion, jadi tujuannya adalah menjadikan industry keuangan layanan keuangan, produk keungan, dan menjadi kawan masyarakat, karena semuanya menjadi Inclusif bukan eklusif" Ujar Muliaman.
Muliaman juga menambahkan bahwa argument yang dibangun oleh para decicion maker dunia mengenai permasalahan ekonomi yaitu dengan mendekatkan atau membuakan akses keuangan pada masyarakat, hal tersebut bisa menuntaskan kemiskinan, dan lebih memberdayakan ekonomi masyarakat serta mendorong keuangan masyarakat.