Rupiah Pagi Runtuh ke Rp15.120 per Dolar AS

NILAI tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Kamis (4/10) pagi terpantau kembali terjungkal dibandingkan dengan perdagangan sore di hari sebelumnya di posisi Rp15.075 per dolar AS. Ketidakpastian ekonomi global memicu dolar AS terus perkasa dan akhirnya menekan pergerakan nilai tukar rupiah.

Mengutip Bloomberg, Kamis (4/10), nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi terlihat runtuh ke Rp15.120 per dolar AS. Sementara day range nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp15.120 hingga Rp15.128 per dolar AS dengan year to date return di 11,60%. Sementara itu, menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.918 per dolar AS.

Di sisi lain, indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,26% menjadi 95,7619 pada pukul 15.00 waktu setempat (19.00 GMT). Di akhir perdagangan New York, euro turun ke US$1,1517 dari US$1,1544 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun ke US$1,2975 dari US$1,2978 pada sesi sebelumnya. 

Sementara itu, dolar Australia turun menjadi US$0,7120 dibandingkan dengan US$0,7186. Sementara dolar AS dibeli 114,33 yen Jepang, lebih tinggi dibandingkan dengan 113,66 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9898 franc Swiss dari 0,9850 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,2841 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,2816 dolar Kanada.

Sikap hawkish the Fed telah membantu meningkatkan greenback pekan ini, setelah bank sentral AS menaikkan suku bunga seperti yang diperkirakan dan mengatakan pihaknya memperkirakan kenaikan suku bunga lagi pada Desember, tiga lagi pada tahun berikutnya dan satu kenaikan pada 2020.

Adapun indeks Dow Jones Industrial Average menguat 54,45 poin atau 0,20% menjadi ditutup di 26.828,39 poin. Indeks S&P 500 naik 2,08 poin atau 0,07% menjadi berakhir di 2.925,51 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup bertambah 25,54 poin atau 0,32%, menjadi 8.025,09 poin.

Caterpillar dan Boeing memimpin para pemenang di Dow. Saham kedua perusahaan tersebut masing-masing naik 2,20% dan 1,53% pada penutupan perdagangan. Saham-saham bank utama AS juga menguat karena imbal hasil obligasi AS mencapai rekor tertinggi, didorong oleh data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan. (Medcom/OL-3)