Bijak Bermain Balon Udara demi Keselamatan Orang Lain

RIBUAN warga antusias menyaksikan ratusan balon udara warna-warni menghiasi langit Kota Wonosobo sebagai ungkapan ke­gem­biraan masyarakat menyambut Syawal tahun ini.

Melepaskan balon udara merupakan salah satu acara tradisional masyarakat yang biasa diselenggarakan masyarakat.

Namun, terkadang balon-balon udara diterbangkan warga begitu saja ke udara. Hal itu tentu tidak baik karena akan mengganggu lalu lintas dan keselamatan penerbangan yang melintasi wilayah udara Kota Wonosobo.

Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso mengingatkan masyarakat untuk semakin bijak dalam melepaskan balon udara. Seharusnya balon udara yang tanpa awak tersebut tidak melebihi ketinggian 150 meter dan harus jauh dari kawasan bandara penerbangan.

“Kalau dilepaskan bebas, balon udara tersebut bisa terbang ke mana-mana karena tidak ada awaknya. Jadi, dia bisa saja mengenai pesawat yang sedang terbang bebas di atasnya,” ujar Agus saat menghadiri festival balon udara di Lapangan Geo Dipa Ener­gi Unit Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, Selasa (19/6).

Tentu itu sangat berbahaya karena jika mengenai pesawat, balon tersebut dapat mengakibatkan terganggunya fungsi primary flight control surfaces, yakni aileron, elevator, dan rudder, sehingga mengganggu fungsi aerodinamika dan kemudi pesawat.

Dalam rangka meningkatkan keselamatan pelayanaan penerbangan, Perum Airnav Indonesia menginisiasi festival balon udara Java Balloon Festival 2018 di beberapa kota di Pulau Jawa, seperti Wonosobo, Pekalongan, dan Ponorogo.

Menurut Direktur Airnav Indonesia Novie Riyanto, pelaksanaan festival itu juga menjadikan tradisi masyarakat sebagai ajang festival bertaraf internasional.

Pengamat penerbangan sekaligus anggota Ombudsman RI Alvin Lie menyambut baik festival itu. ”Masyarakat tetap bisa menerbangkan balon udara, di sisi lain keselamat­an penerbangan juga harus kita pertimbangkan,” tandasnya. (E-1)