BEI Buka Gerai Investasi di Pasar Tradisional

BURSA Efek Indonesia (BEI) bersama dengan Reliance Sekuritas dan Universitas Siliwangi meresmikan pendirian galeri investasi pasar yang pertama di Indonesia yang terletak di Pasar Cikurubuk, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Peresmian Galeri Investasi Pasar Cikurubuk Tasikmalaya itu sejalan dengan komitmen BEI untuk memudahkan masyarakat mendapatkan informasi terkait dengan pasar modal Indonesia.

Peresmian Galeri Investasi Pasar Cikurubuk Tasikmalaya dilakukan Direktur Utama BEI Tito Sulistio, Direktur Reliance Sekuritas Sriwidjaja Rauf, Direktur Utama PD Pasar Resik Asep Safari Kusaeri, dan Dekan FE Universitas Siliwangi Beben Bahren, kemarin.

Alasan pendirian galeri investasi di pasar tradisional ialah keberadaan pasar tradisional yang sangat dibutuhkan masyarakat seiring dengan peran pentingnya dalam menggerakkan dan menumbuhkan perekonomian masyarakat.

“Pasar tradisional juga dikenal sebagai tempat dan pusat pemasaran produk lokal sehingga pasar tradisional dapat menyerap banyak potensi ke ramaian masyarakat banyak,” ujar Tito melalui rilis yang diterima Media Indonesia.

Selain itu, di pasar tradisio-nal masyarakat dapat berbaur dengan bebas, tidak membedakan tingkat ekonomi, status sosial, maupun agama. Selain itu, di pasar tradisional terjadi perputaran uang dan barang yang cukup besar.

Sebelumnya di Tasikmalaya, BEI telah memiliki satu galeri investasi yang terletak di Universitas Siliwangi. Dengan penambahan satu galeri investasi pasar itu, BEI telah memiliki total 333 galeri investasi di seluruh Indonesia.

Adanya galeri investasi BEI diharapkan dapat saling memberikan manfaat bagi semua pihak sehingga penyebaran informasi pasar modal lebih tepat sasaran.

Indeks harga saham gabung-an (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin ditutup menguat 17,93 poin, dengan ditopang saham-saham sektor pertanian dan pertambangan.

IHSG BEI ditutup menguat 17,93 poin atau 0,27% menjadi 6.523,45.

“IHSG ditutup menguat dengan kecenderungan terkonsolidasi sejak awal sesi perdagangan,” kata analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi. (Try/Ant/E-1)